Menurut Standar Industri Indonesia (SII) no 0031-74, roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu yang diragikan dengan ragi roti dan dipanggang dan di dalam adonan dapat ditambah dengan garam, gula, susu atau bubuk susu, lemak, dan bahan-bahan pelezat, seperti coklat, kismis, sukade, dan sebagainya.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat SII, menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004: 28), roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Roti dapat digolongkan berdasarkan rasa, warna, nama daerah atau negara asal, nama bahan penyusun, dan cara pengembangan. Bahan baku pokok roti terdiri dari tepung terigu, air, ragi, dan garam; sedangkan yang termasuk bahan tambahan adalah gula, lemak, susu, bahan adiktif dan bahan pengisi.
Sejarah perkembangan roti dimulai ketika orang-orang Mesopotamia dan Mesir menciptakan prototipe roti yang terbuat dari gandum. Gandum yang dihancurkan ini dibuat menjadi bahan yang lengket, yang kemudian dipanggang menjadi bahan makanan yang merupakan cikal bakal roti. Pada tahun 1000 SM, ragi diperkenalkan sebagai bahan dasar roti untuk pertama kalinya di Mesir dan sekaligus pada tahun ini jenis biji-bijian baru ditemukan untuk dapat membuat roti putih. Inilah roti modern yang sesungguhnya. Bangsa Mesir Kuno mengembangkan sampai 30 variasi roti. Teknologi pembuatan roti pun menyebar dari bangsa Mesir sampai orang-orang Yunani dan meluas ke Eropa (www.breadinfo.com, 2013).
Berdasarkan sejarah masa lalu, status sosial seseorang dapat di cerminkan lewat warna roti yang mereka konsumsi sehari-hari. Semakin gelap warna rotinya, berarti semakin rendah status sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung yang semakin putih warnanya akan semakin mahal. Pada masa sekarang, hal yang terjadi adalah sebaliknya dimana roti yang lebih gelap warnanya dihargai lebih mahal, misalnya roti coklat yang kandungan gizinya lebih tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman, roti semakin memegang peran yang penting. Selain untuk konsumsi, roti pun banyak digunakan dalam upacara - upacara adat atau acara ritual, bahkan roti juga digunakan dalam diet dan terapi. Roti menjadi makanan pokok dengan banyak alasan, diantaranya adalah karena roti mengenyangkan, sehat dan bergizi (www.breadinfo.com, 2013).
Tidak hanya dibelahan dunia lain, tradisi roti juga mulai berkembang di Indonesia. Pada awalnya roti hanya sebagai makanan untuk sarapan. Dimana roti tersebut disajikan dengan susu, telur ataupun mentega. Namun sekarang, konsumsi roti tidak hanya terbatas untuk sarapan pagi, tetapi juga sebagai makanan alternatif disegala waktu. Produsen roti juga telah berkembang saat ini, dengan merek dan promosi tertentu, berbagai macam roti telah dikenal di Indonesia.
Tidak jauh berbeda dengan pendapat SII, menurut Mudjajanto dan Yulianti (2004: 28), roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Roti dapat digolongkan berdasarkan rasa, warna, nama daerah atau negara asal, nama bahan penyusun, dan cara pengembangan. Bahan baku pokok roti terdiri dari tepung terigu, air, ragi, dan garam; sedangkan yang termasuk bahan tambahan adalah gula, lemak, susu, bahan adiktif dan bahan pengisi.
Sejarah perkembangan roti dimulai ketika orang-orang Mesopotamia dan Mesir menciptakan prototipe roti yang terbuat dari gandum. Gandum yang dihancurkan ini dibuat menjadi bahan yang lengket, yang kemudian dipanggang menjadi bahan makanan yang merupakan cikal bakal roti. Pada tahun 1000 SM, ragi diperkenalkan sebagai bahan dasar roti untuk pertama kalinya di Mesir dan sekaligus pada tahun ini jenis biji-bijian baru ditemukan untuk dapat membuat roti putih. Inilah roti modern yang sesungguhnya. Bangsa Mesir Kuno mengembangkan sampai 30 variasi roti. Teknologi pembuatan roti pun menyebar dari bangsa Mesir sampai orang-orang Yunani dan meluas ke Eropa (www.breadinfo.com, 2013).
Berdasarkan sejarah masa lalu, status sosial seseorang dapat di cerminkan lewat warna roti yang mereka konsumsi sehari-hari. Semakin gelap warna rotinya, berarti semakin rendah status sosialnya. Hal ini dikarenakan tepung yang semakin putih warnanya akan semakin mahal. Pada masa sekarang, hal yang terjadi adalah sebaliknya dimana roti yang lebih gelap warnanya dihargai lebih mahal, misalnya roti coklat yang kandungan gizinya lebih tinggi. Seiring dengan perkembangan zaman, roti semakin memegang peran yang penting. Selain untuk konsumsi, roti pun banyak digunakan dalam upacara - upacara adat atau acara ritual, bahkan roti juga digunakan dalam diet dan terapi. Roti menjadi makanan pokok dengan banyak alasan, diantaranya adalah karena roti mengenyangkan, sehat dan bergizi (www.breadinfo.com, 2013).
Tidak hanya dibelahan dunia lain, tradisi roti juga mulai berkembang di Indonesia. Pada awalnya roti hanya sebagai makanan untuk sarapan. Dimana roti tersebut disajikan dengan susu, telur ataupun mentega. Namun sekarang, konsumsi roti tidak hanya terbatas untuk sarapan pagi, tetapi juga sebagai makanan alternatif disegala waktu. Produsen roti juga telah berkembang saat ini, dengan merek dan promosi tertentu, berbagai macam roti telah dikenal di Indonesia.
Arikel Lainnya :
0 Komentar