ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (Training Needs Analysis) “ Makanan Bergizi Berbasis Rumah Tangga “

PENDAHULUAN

Secara umum analisis kebutuhan pelatihan didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam rangka mengidentifikasi bidang - bidang atau faktor - faktor apa saja yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki. Veithzal Rifai (2004) mendefinisikan kebutuhan pelatihan adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing - masing kadar yang bervariasi. Sementara Suryana Sumantri (2005) mendefinisikan kebutuhan pelatihan merupakan keadaan dimana terdapat kesenjangan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan nyata.

 Analisis kebutuhan pelatihan memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah :
1. Memastikan bahwa pelatihan memang merupakan salah satu solusi
2. Memastikan bahwa para partisipan yang mengikuti pelatihan benar - benar orang - orang yang tepat
3. Mengidentifikasi bahwa jenis pelatihan dan metode yang dipilih sesuai dengan tema atau materi pelatihan
4. Memastikan bahwa masalah yang ada disebabkan karena kurangnya pengetahuan, keterampilan dan sikap, bukan oleh alasan - alasan lain yang tidak bisa diselesaikan melalui pelatihan

Sebagai salah satu tugas dari mata kuliah “Manajemen Pelatihan” mengenai identifikasi dan analisis kebutuhan sebuah pelatihan, maka pada tugas ini pelatihan yang akan dilakukan bertemakan “Makanan Bergizi Berbasis Rumah Tangga”. Berikut akan diuraikan lebih lanjut mengenai analisis kebutuhan pelatihan tersebut :  

A. Latar Belakang

Menyadari pentingnya gizi bagi kehidupan manusia untuk menunjang semua keperluan tubuh, maka pemerintah secara berkelanjutan melakukan berbagai upaya agar masalah gizi yang dialami balita, ibu hamil, ibu menyusui dan usia lanjut dapat terpenuhi. Hal ini memang tidak mudah diwujudkan dengan serta merta karena masih banyak kendala yang dijumpai di lapangan.

Dari beberapa survei yang pernah dilakukan di Indonesia, ternyata gizi kurang masih banyak dijumpai diantara masyarakat kelompok berpenghasilan rendah. Umumnya kelompok ini tinggal di daerah pemukiman padat penduduk. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kekurangan gizi adalah dengan program pengembangan kebun – kebun keluarga dengan memanfaatkan pekarangan rumah sebagai tanaman gizi. Taman gizi yang ditanami dengan berbagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan menu keluarga, sangat diperlukan. Bila setiap keluarga mampu memanfaatkan kesempatan ini, maka secara nasional masyarakat di Indonesia tidak akan mengalami kekurangan gizi.

Memang kita menyadari bahwa ada sebagian penduduk desa atau perkotaan yang tidak memilih tempat untuk menanami berbagai tanaman gizi. Akan tetapi persoalan yang hendak kita ungkapkan bahwa bagi mereka yang memiliki tempat untuk memulai melakukan penanaman tanaman yang diperlukan dalam memenuhi menu keluarga sehari – hari. “Untuk mendorong penduduk yang memiliki pekarangan, agar memanfaatkan pekarangannya untuk menghasilkan pangan yang bernilai gizi tinggi, seperti sayur – sayuran dan buah – buahan.

Pendapat demikian sangat beralasan, karena dengan langkah ini setiap keluarga nantinya diharapkan dapat berswadaya menghasilkan sendiri bahan makanan yang bergizi tinggi. Sebagai makhluk hidup, manusia perlu makan makanan yang baik untuk mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan tubuh, karena gizi merupakan salah satu faktor yang penting dalam upaya mencapai kesehatan tubuh yang optimal. Nilai – nilai gizi antara lain adalah: karbohidrat, protein, mineral, vitamin, lemak dan air.

Maka kita membutuhkan berbagai jenis makanan untuk mencukupi zat – zat yang dibutuhkan tubuh. Salah satu cara nyata untuk mendapatkan makanan bergizi adalah dengan menggugah minat pribadi, agar mau memanfaatkan pekarangan sebagai sumber bahan makanan yang baik. Taman gizi dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang indah dan menarik yang dikelola dengan baik, didalamnya dipelihara berbagai sumber makanan. Taman gizi sangat cocok dikembangkan di desa – desa, karena arealnya tersedia.

Beberapa tujuan pengadaan taman gizi antara lain:
1. Untuk menambah pendapatan keluarga
2. Untuk memberi udara segar
3. Sebagai apotik hidup
4. Untuk sarana pendidikan

Berdasarkan latar belakang di atas, setelah dilakukan wawancara dengan beberapa masyarakat terutama ibu – ibu RT yang ada di Desa Kapeh Panji Jaya Talaok, Kecamatan Bayang, serta dengan mengamati keadaan pekarangan rumah mereka ternyata masih banyak tanah kosong yang tersedia dan cukup untuk ditanami beberapa tanaman sayuran guna mencukupi kebutuhan gizi keluarga mereka atau disebut dengan ‘taman gizi keluarga’.

Melihat keadaan seperti ini, maka dapat diamati bahwa masih kurangnya kesadaran dan keinginan masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan rumah mereka menjadi lahan yang lebih produktif lagi. Sehingga wawancara yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan ini adalah terkait dengan 3 hal berikut : taman gizi keluarga, teknik budidaya taman gizi keluarga, serta panen dan pengolahan makanan.

 B. Metoda dan Teknik Identifikasi Kebutuhan Pelatihan

Banyak metoda dan teknik yang dapat dipergunakan untuk mengumpulkan dan menghimpun informasi dan data untuk identifikasi kebutuhan pelatihan. Metoda dan teknik tersebut antara lain meliputi:
a) Metoda Wawancara atau Interview,
b) Metoda Kuesioner/Angket,
c) Metoda Skala (Adman, 2006).

Dalam pelaksanaan analisis kebutuhan pelatihan ini, metode atau teknik identifikasi kebutuhan pelatihan yang dilakukan adalah wawancara langsung dengan masyarakat setempat terutama ibu – ibu RT yang berlokasi di Desa Kapeh Panji Jaya Talaok, Kecamatan Bayang, menggunakan beberapa pertanyaan terkait dengan pengetahuan mereka mengenai makanan bergizi berbasis rumah tangga, serta juga mengamati langsung keadaan pekarangan rumah masyarakat.

Aspek – aspek yang dipertanyakan terkait dengan 3 hal, yaitu :

1. Taman gizi keluarga

a. Apakah memiliki lahan pekarangan yang kosong (pekarangan rumah, bagian belakang, atau kebun) ? (1) Ya (2) Tidak

b. Jika ya, Apakah lahan yang digunakan dimanfaatkan untuk bertanam tanaman yang bergizi ? (1) Ya (2) Tidak

c. Apakah anda mengetahui tentang taman gizi keluarga ? (1) Ya (2) Tidak (3) Ragu - ragu

d. Apakah ada manfaatnya jika pekarangan rumah digunakan sebagai taman gizi untuk keluarga ? (1) Ya (2) Tidak

e. Apa saja jenis tanaman yang cocok untuk dikembangkan dilahan pekarangan rumah ? (1) Tanaman sayur – sayuran dan buah - buahan (2) Tanaman obat – obatan (3) Semuanya benar
 
f. Apakah penting untuk memahami bahwa taman gizi keluarga sangat penting dikembangkan dipekarangan masing – masing untuk pemenuhan kebutuhan gizi keluarga ? (1) Sangat penting (3) Penting (2) Cukup penting (4) Kurang penting

2. Teknik budidaya taman gizi keluarga

a. Apakah anda mengetahui tentang teknik pengelolaan lahan pekarangan untuk dijadikan taman gizi keluarga ? (1) Ya, saya tahu (3) Kurang tahu (2) Tidak tahu

b. Tahukah anda bagaimana teknik budidaya dan pemeliharaan taman gizi keluarga ? (1) Kurang tahu (3) Tidak (2) Ya

c. Berikut adalah beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mengatur sebuah taman gizi, yaitu: a) Tidak adanya pagar b) Adanya pasar c) Kurang pengetahuan tentang budidaya tanaman d) Hasil produksi yang banyak e) Ternak yang tidak dikandangkan (1) a, c, dan e (3) b, c, dan d (2) a, d, dan e (4) a, b, dan c benar

d. Apakah penting untuk mengetahui teknik budidaya taman gizi keluarga tersebut ? (1) Sangat penting (3) Penting (2) Cukup penting (4) Kurang penting

3. Panen dan pengolahan makanan
a. Apakah anda mengetahui tentang mekanisme panen pada tanaman sayuran ? (1) Ya (3) Ragu - ragu (2) Tidak

b. Berikut adalah pernyataan tentang cara memasak sayuran agar tidak kehilangan kandungan vitamin, kecuali ? (1) Sayuran daun hijau, sebelum dipotong atau dipetik, dicuci terlebih dahulu (2) Sayuran daun hijau, sebelum dipotong atau dipetik, dicuci terlebih dahulu (3) Perbandingan antara sayur dan air untuk memasak adalah 1 : 3 (4) Waktu yang diperlukan untuk merebus kangkung adalah 3 – 8 menit

c. Berapakah anjuran dalam mengkonsumsi garam per hari ? (1) 1 sendok teh/hari (3) ½ sendok teh/hari (2) 2 sendok teh/hari (4) Tidak tahu

d. Darimanakah kita bisa mengetahui kriteria masak petik yang optimal pada tanaman ? (1) Warna kulit buah (3) Keadaan daun tanaman dan Batang tanaman (2) Ukuran buah (4) Semuanya benar

e. Jika anda mempunyai taman gizi keluarga, setelah panen maka apa yang akan dilakukan pada hasil panen tersebut ? (1) Dikonsumsi (3) Dikonsumsi dan Dijual (2) Dijual (4) Dibiarkan saja

f. Pentingkah untuk mengetahui bagaimana cara panen dan pengolahan makanan yang baik untuk keluarga ? (1) Sangat penting (3) Penting (2) Cukup penting (4) Kurang penting Pertanyaan diatas diajukan kepada 5 orang ibu RT untuk mengidentifikasi kebutuhan awal dari pelatihan yang akan dilakukan. Setelah dilakukan analisis dari hasil wawancara tersebut, maka diperoleh hasil sebagai berikut: No Aspek Pertanyaan Pertanyaan Responden 1 2 3 4 5 1 Taman gizi keluarga 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 3 2 3 4 2 1 2 2 2 5 1 3 2 2 2 6 1 2 3 1 2 2 Teknik budidaya taman gizi keluarga 1 2 1 3 2 3 2 1 1 1 3 3 3 2 1 2 4 3 4 3 2 3 2 3 3 Panen dan pengolahan makanan 1 3 1 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 1 2 1 4 2 4 4 4 3 1 1 5 3 3 1 1 3 6 3 3 3 3 2

Dari tabel identifikasi kebutuhan pelatihan di atas, dapat disimpulkan bahwa ternyata masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami akan pentingnya pemanfaatan pekarangan rumah mereka guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Hal ini dapat dilihat pada masing – masing aspek, yaitu:  

1. Aspek taman gizi keluarga, dapat dilihat ternyata tidak semua responden yang mempunyai lahan kosong memanfaatkannya menjadi lahan untuk ditanami sayuran atau lainnya, mereka hanya membiarkan lahan tersebut kosong baik yang berada dipekarangan rumah maupun dibelakang rumah mereka.

Mereka mempunyai beberapa alasan, seperti:
a) tidak mempunyai waktu untuk melakukannya,
b) masih mampu memenuhi kebutuhan dari pendapatan mereka,
c) tidak ada yang akan mengerjakannya, dan
d) tidak mengetahui persis tentang teknisnya.

Selain itu, selama ini mereka masih menganggap bahwa tanaman yang cocok untuk ditanam di pekarangan adalah tanaman obat karena mereka masih banyak yang percaya akan obat tradisional. Berdasarkan hal ini maka penting rasanya untuk diberikan pengetahuan tentang taman gizi keluarga tersebut, sehingga mampu menumbuhkan minat mereka untuk segera memanfaatkan pekarangan yang ada, atau memanfaatkan media yang ada untuk bertanam sayuran dan tanaman bergizi lainnya.  

2. Aspek teknik budidaya taman gizi keluarga, secara keseluruhan dapat diperoleh informasi bahwa masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari masyarakat mengenai teknik budidaya tanaman pekarangan ini, baik dari teknik pengelolaan lahan yang baik, sampai teknik pemeliharaan tanaman yang harus dilakukan agar memberikan hasil panen yang baik dan bergizi tinggi. Melihat kondisi seperti ini, dirasa juga sangat penting diberikan pengetahuan dan mengasah keterampilan mereka dalam melakukan teknik budidaya.  

3. Aspek panen dan pengolahan makanan, berdasarkan hasil analisis dari wawancara yang telah dilakukan diperoleh informasi ternyata masyarakat belum tahu persis bagaimana cara panen yang benar. Selama ini mereka panen sesuai dengan apa yang mereka ketahui saja, seperti waktu panen yang dilakukan kapanpun, cara memetik yang menggunakan peralatan yang kurang tepat atau bisa merusak tanaman, dan sebagainya.

Sedangkan untuk pengolahan dari hasil panen itu sendiri, ternyata mereka tidak sepenuhnya mengetahui bahwa cara yang benar agar tidak kehilangan kandungan vitamin pada sayuran adalah dicuci terlebih dahulu baru dipotong, penggunaan garam yang tanpa takaran sesuai selera mereka, dan lainnya.

Berdasarkan latar belakang dan uraian analisis kebutuhan pelatihan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini penting untuk dilakukan, tidak hanya untuk menambah pengetahuan masyarakat, tetapi diharapkan juga mampu merubah sikap dan pola pikir mereka mengenai pentingnya pemanfaatan pekarangan guna memenuhi gizi keluarga serta keterampilan mereka dalam teknik budidaya dan pengolahan hasil panen mereka untuk menyajikan makanan yang bergizi tinggi bagi keluarga.

Untuk itu pelatihan ini akan dilakukan dengan tema “Makanan Bergizi Berbasis Rumah tangga” terkait pada 3 aspek yang diatas, dan diharapkan pelatihan ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.  

C. Tujuan Pelatihan
1. Peserta memahami bahwa taman gizi keluarga sangat penting dikembangkan di masing – masing pekarangan rumah untuk pemenuhan gizi keluarga
2. Peserta dapat mengerti jenis tanaman yang cocok dikembangkan di pekarangan rumah masing – masing
3. Peserta memahami teknik pengelolaan lahan pekarangan untuk dijadikan taman gizi keluarga
4. Peserta mengetahui teknik budidaya dan pemeliharaan taman gizi keluarga yang tersedia
5. Peserta memahami mekanisme panen pada tanaman sayuran
6. Peserta mengetahui cara pengolahan makanan yang bergizi bagi keluarga

Posting Komentar

0 Komentar