Studi Kasus : Peran Penyuluh dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah di Kelompok Harapan Saiyo Kecamatan Pauh
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pembangunan peternakan akan sangat ditentukan oleh sumberdaya manusia peternakan sebagai pelaku utama dari kegiatan peternakan itu sendiri. Saat ini kegiatan petenakan di Indonesia sebagian besar meruoakan usaha ternak rakyat. Oleh karena itu tantangan terbesar untuk mencapai keberhasilan pembangunan peternakan tersebut adalah bagaimana mendorong dan menumbuh kembangkan agar peternak menjadi lebih berkualitas atau berdaya guna.
Salah satu pilar utama di dalam memepercepat tumbuhnya peternak yang berkualitas adalah dengan melaksanakan kegiatan pendidikan non formal atau penyuluh. Penyuluhan sebagai bagian dari sistem pendidikan yang sifatnya non formal akan memberikan penguatan kepada para peternak, karena peternak akan memungkinkan untuk berubah perilakunya kea rah yang di harapkan, sehingga pengetahuannya akan lebih positif terhadap perubahan dan penerimaan inovasi, akan lebih terampil di dalam melaksanakan usaha ternaknya. Kegiatan penyuluhan adalah merupakan aktivitas dari suatu kegiatan proses pembelajaran, maka keberhasilannya akan sangat bergantung pula kepada sejauh mana proses pembelajaran tersebut dapat berlansung dengan sebaik-baiknya.
Disinilah peran penyuluh sebagai seorang yang diberi tanggung jawab di dalam melaksanakn kegiatan pembelajaran bagi peternak berperan penting. Hal ini dikarenakan penyuluh harus dapat menumbuhkan motivasi pada peternak untuk mau dan terlibat di dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006 tentang sistem Penytuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan disebutkan bahwa salah satu fungsi utama dari system penyuluhan adalah memfasilitasi proses pembelajran dari pelaku utamam usaha pertanian atau peternakan.
Dalam bidang peternakan sapi perah, tantangan yang dihadapi, khususnya dari segi peternakanya adalah masih sangat sedikitnya peternak sapi perah yang bertindak sebagai peternak yang “professional”, yaitu peternak yang melaksanakan kegiatannya sudah berorientasi untuk mencapai kelayakan usaha, sehingga usaha ternaknya dapat menguntungkan dan produktivitas sapi perah yang dipeliharanya tergolong tinggi. Tipologi peternak yang demikian biasanya tidak terlepas dari dimilikunya kebutuhan akan pencapaian prestasi yang tinggi dan adanya kepercayaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hal ini secara internal akan berhubungan dengan tumbuhnya motivasi dan keinginan dari peternak untuk selalu belajar atau adanya keinginan di dalam meningkatkan kapasitas dirinya sebagai manusia pembelajar . sedangkan secara eksternal akan berhubungan dengan adanya dorongan dari luar, khusunya dari penyluh di dalam memfasilitasi peternak sehingga dapat mencapai kegitan pembelajaran yang sebaik-baiknya. Dalam rangka mendorong tumbuhnya peternak yang berdaya, khususnya pada peternak sapi perah, sehingga akan lebih banyak petenak yang mengarah sebagai peternak sapi perah yang professional, maka dibutuhkan penyuluh yang dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang optimal.
Hasil belajar peternak dapat terlihat dari tingkat penguasaan aspek zooteknik dan aspek manajemen usaha. Peran penyuluh dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran peternak dapat dilihat dalam perannya sebagai pendidik dan fasilitator. Sempai sejauh ini penelaahan peran penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran peternak sapi perah, khususnya pada peternak sapi perah Harapan Saiyo belum banyak dilakukan. Peran penyuluh sabagai pendidik dan memfasilitasi kegitan penyuluhan diharapkan dapat dimaksimalkan oleh peternak sapi perah dengan menggunakan Prinsip Pendidikan Orang Dewasa yaitu melibatkan peternak dalam proses belajar tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam tugas ini adalah “Bagaimana pelaksanaan proses belajar peternak sapi perah Kelompok Harapan Saiyo di Keluruhan Piai, Kecamatan Pauh, Kota padanng, Provinsi Sumatera Barat ?.”
C. TUJUAN
Tugas ini bertujuan untuk mengetahui proses belajar peternak sapi perah Kelompok Harapan Saiyo di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat dan juga sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Landasan Penyuluhan Pembangunan
III. ILUSTRASI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Peternakan Sapi Perah
Tatalaksana pemeliharaan sapi perah di Kelompok Harapan Saiyo meliputi tata;aksana perkawinan, pemberian pakan, pemeliharaan sehari-hari, perkandangan dan kesehatan sapie perah . tatalaksanan perkawinan sapi perah terlah menggunakan Inseminasi Buatan (IB). Bibit sapi perah awalnya diperoleh dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) padang mangatas, Payakumbuh, Sumatera Barat. Bibit yang digunakan oleh Kelompok Harapan Saiyo.
Koperasi juga menyediakan tenaga dokter hewan/inseminator beserta fasilitas pendukungnya, dengan adanya program inseminasi buatan ini, maka diharapkan koperasi dapat meningkatkan kualitas sapi perah peternak guna menghasilkan produksi susu yang tinggi dan berkualitas baik. Pemberian pakan sapi terdiri dari dua jenis, yaitu hijauan dan kosentrat. Hijauan diperoleh dari rumput-rumput alam dipinggiran desa tempet peternak tinggal dan daerah diluar desa mereka, maupun dari limbah pertanian berupa jerami juga mereka gunakan. Kosentrat diperoleh dari koperasi dalam bentuk campuran bahan pakan. Campuran tersebut terdiri pollard, dedak, ampas tahu dan bungkil kelapa. Biasanya pengiriman kosentrat dilakukan setiap 10 hari sekali. Peternak juga ada yang menambah sendiri sumber kosentrat untuk pakan sapi mereka, seperti onggok (ampas singkong) dan dage (ampas tahu).
Umumnya peternak membersihkan sapi perah dan kandang sebelum pelaksanaan pemerahan setiap harinya. Kotoran sapi biasanya ditempatkan pada kaebun rumah atau dibuang ke selokan atau saluran air. Pemerahan sapi dilakukan dua kali sehari, yakni pada pagi hari dan sore hari. Sistem perkandangan sapi perah didaerah penelitian dapat dikatakan masih sederhana. Kandang dibuat dari kayu atau bamboo dengan berlantaikan tembok dan beratapkan genting. Kandang dibuat sejajar dengan ukuran rata-rata 3m²/ekor.
Sebagaian besar peternak belum mempunyai pengetahuan yang cukup memadai mengenai penyakit yang pada sapi perah dan penangananya. Untuk itu, koperasi menyediakan dokter hewan guna menangani penyakit yang menyerang sapi. Umumnya penyakit yang sering dijumpai adalah mastitis yang ditandai dengan ambing yang bengkak, bila diraba terasa hangat, air susu jadi encer atau berkumpul, kadang-kadang bercapur darah atau nanah, nafsu makan menurun, bulu kusam dan kasar, produksi susu turun atau berhenti.
B. Peran Penyuluh dalam Memfasilitasi Proses Belejar Peternak Sapi Perah
Penyuluh yang membantu terjadinya proses perubahan perilaku peternak sapi perah, sehingga petenak sapi perah meningkat pengetahunnya, sikap dan keterampilannya dalam beternak sapi perah. Dari pihak Kelompok Harapan Saiyo yang bertindak sebagai penyuluh adalah pengurus, pengawas maupun petugas lapangan, sedang dari pihak lainnya dapat berasal dari Dinas Peternakan seperti Penyuluh Peternakan lapangan dan pihak Perguruan Tinggi, terutama dari Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Peran penyuluh dalam memfasilitasi proses belajar peternak sapi perah di Kelompok Harapan Saiyo. Penyuluh telah tergolong cukup peranannya baik dalam perannya sebagai pendidik maupun sebagai fasilitator.
a. Peran penyuluh sebagai pendidikSebagai pendidik penyuluh harus mampu meningkatkan pengetahuan dan wawasan para peternak sehingga mereka bias mendapatkan informasi yang berguna dan mutakhir mengenai perkembangan dan teknik-teknik peternakan. Hal tersebut dapat dilihat dari kelengkapan materi mengenai aspek zooteknis dan pemberian motivasi yang dilakukan oleh penyuluh.
Hal-hal yang relative sudah baik peran penyuluh sebagai pendidik adalah dalam cara penyampaian materi yang dilakukan, hubungan materi dengan pengetahuan peternak dan kemampuan penyuluh dalam menjelaskan materi. Sebaliknya hal- hal yang dianggap masih belum dilakukan dengan baik adalah dari kelengkapan materi aspek manajemen usaha, perhatian terhadap kesiapan mental peternak dan pengulangan aktivitas demonstrasi. Materi penyuluhan adalah segala sesuatu yang disampaikan dalam proses komunikasi yang menyangkut dalams setiap kegiatan penyuluhan (samsudin, 1987).
Untuk kelengkapan mengenai aspek zooteknis sendiri yang terdiri dari tetalaksanan reproduksi. Tatalaksanan pakan ternak, tatalaksana kadang, tatalaksana pemeliharaan, tatalaksanan kandang dan peralatan. Aspek manajemen usaha yang terdiri dari kemampuan peternak dalam merinci tujuan usaha, penyusunan prioritas pengembangan usahah, pengembangan bealasr dan aspek produktivitas.
Cara penyampaian materi, penyuluh mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik terhadap peternak. Sebagian besar penyuluh belum memperhatikan kesiapan mental peternak untuk belajar. Hal ini dikarenakan penyuluh didalam melakukan kegiatan penyuluhannya kurang memperhatikan waktu yang efektif untuk belajar dengan baik dari peternak. Kegiatan penyuluhan seringkali dilakukan di siang hari ketika peternak seharusnya bekerja mencari rumput atau mengelola sapinya dikandang, sehingga peternak tidak spenuhnya bias mengikuti kegiatan penyuluhan.
Materi penyuluhan yang diberikan oleh penyuluh sebagian besar berhubungan dengan pengetahuan peternak. Peternak merasa bahwa materi penyuluhan yang diberikan sudah bukan dianggap hal yang baru, karena penyuluhan lebih banyak ditekankan di dalam meningkatkan kualitas produksi susu, seperti penekanan jumlah bakteri dan tetap terjaganya kandungan lemak dalam susu serta jumlah total solidnya.
Kegiatan penyuluh dalam melakukan demonstrasi dari materi yang disuluhkannya dinilai peternak masih belum baik. Demonstrasi ini khususnya yang mencakup demonstrasi plot belum banyak dilakukan, hal ini terjadi ksrena kurangnya sarana atau alat bantu yang disedikan oleh penyelenggara penyuluhan. Penggunaan teknik demonstrasi sebenarnya banyak membantu peternak didalam meningkatkan pemaknaan terhadap kegiatan belajarnya.
Kemampuan penyuluh dalam menjelaskan hasil belajarnya dinilai oleh peternak sangat baik karenan kemampuan penyuluh dalam menjelaskan materi yang diberikannya berhubungan dengan aspek-aspek umum dalam pemeliharaan ternak sapi perah. Pemberian motivasi belajar sangat penting untuk dilakukan demi keberhasilan belajar, dengan adanya motivasi maka kegiatan belajar akan lebih terarah dan kesungguhan dalam belajarpun terpelihara.
Menurut Ban dan Hawkins (1999) salah satu tugas utama penyuluh adalah mendorong agar petani memiliki motivasi untuk mau belajar. Motivasi adalah proses penumbuhan motif atau dorongan, sehingga seseorang mau untuk secara sadar belajar atau berubah perilakunya. Sebagian besar peternak cukup baik motivasi yang diberikan oleh penyuluh. Penyuluh dipandang peternak dapat meningkatkan keinginan dan kebutuhan belajarnya.
b. Peran penyuluh sebagai fasilitator
Peranan penyuluh sebagai fasilitator adalah peran penyuluh dalam mendukung terselaenggaranya terselenggaranya proses pembelajaran peternak dengan baik. Tjitropranoto (2003) mengemukakan bahwa penyuluh yang diharapkan saat ini tidak cukup hanya sebagai penyedia atau penyampai informasi semata tetapi lebih diperlukan sebagai motivator, dinamisator dan fasilitator.
Penyuluh dipandang peternak setelah mengenal sumber-sumber informasi. Penyuluh baik yang berasal dari Kelompok Harapan Saiyo maupun dari luar koperasi adalah mereka yang sudah mengenal sumber-sumber informasi. Penyuluh sebagai pengajar agar dapat mengoptimalkan peranannya sebagai fasilitator, maka perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar.
Oleh karena itu sebagai fasilitator penyuluh perlu menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam kepada peternak dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para peternak. Keterbatasan sarana ini terutama yang berhubungan dengan alat bantu penyuluhan dan dalam bentuk penyediaan sarana untuk kegiatan demosntrasi cara maupun hasil.
Metode penyuluhan yang dipakai oleh penyuluh menggunakan pendekatan kelompok dan perorangan. Menurut samsudin (1987), bahwa keuntungan penyuluhan secara kelompok relative lebih efisien. Keuntungan lain bisa diperoleh dengan menggunakan metode penyuluhan secara berkelompok adalah pelaksanaanya dilakukan secara berdiskusi, sehingga peternak bias saling bertukar pendapat dan pengalaman
KESIMPULAN
Proses belajar orang dewasa yang diterapkan oleh penyuluh di Kelompok Harapan Saiyo sudah berjalan dengan semestinya, dengan peternak sudah bisa mandiri dan penyuluh hanya memberikan saran-saran yang diperlukan agar peternak kelompok saiyo mendapatkan hasil yang lebih dari beternak sapi perah tersebut.
Peran penyuluh sebagai pendidik dan fasilitator di kelompok Harapan Saiyo harus lebih baik lagi dari segi bahan belajar, memberikan informasi-informasi baru terkait betenak sapi perah dan lebih memfasilitasi peternak sapi perah agar kelompok tetap bersemangat untuk beternak sapi perah.
0 Komentar