Menurut Suprapto (2002: 5), uraian dalam sistimatika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari Benua Amerika. Pertama kali kacang tanah masuk ke Indonesia diperkirakan dibawa oleh pedagang spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1853, Holle memasukan kacang tanah ke Inggris pada tahun 1864 Scheffer memasukan pula kacang tanah dari Mesir (Purwono dan Heni, 2009: 80).
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea Kacang tanah yang ada di Indonesia semula berasal dari Benua Amerika. Pertama kali kacang tanah masuk ke Indonesia diperkirakan dibawa oleh pedagang spanyol sewaktu melakukan pelayaran dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1853, Holle memasukan kacang tanah ke Inggris pada tahun 1864 Scheffer memasukan pula kacang tanah dari Mesir (Purwono dan Heni, 2009: 80).
Perakaran kacang tanah banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 meter. Kacang tanah menyukai tanah gembur dengan drainase yang baik. Tanah gembur memudahkan dan mempercepat pembentukan polong yang terjadi di dalam tanah. Meskipun kacang tanah toleran terhadap tanah kering dan tanah masam (pH tanah 4.5) kondisi tersebut akan berpengaruh pada banyaknya polong yang terisi (Purwono dan Heni, 2009: 83).
Tanah untuk penanaman kacang tanah perlu gembur dan tidak terlalu padat agar tanaman membentuk perakaran yang cukup dalam. Tanah yang gembur juga memudahkan ginofor menembus tanah dan membengkak membentuk polong. Penanaman pada tanah masam yang belum dikapur sebaiknya diberi kaptan satu bulan sebelum tanam, tujuannya untuk menaikan pH dan ketersediaan hara. Pertumbuhan kacang tanah relatif lambat, untuk pembentukan polong diperlukan kalsium sehingga penting untuk menyediakan kalsium yang cukup di sekitar tanaman (Purwono dan Heni, 2009).
Biji kacang tanah banyak mengandung minyak (50% bobot kering biji) sehingga banyak diusahakan untuk dibuat minyak kacang. Kacang tanah juga banyak digunakan untuk membuat mentega kacang (Purwono dan Heni, 2009: 85).
Menurut Purwono dan Heni (2009: 87), langkah-langkah dalam penanaman kacang tanah adalah :
1. Pemilihan Benih
Benih yang digunakan baik, tidak rusak atau terbelah, serta bebas serangan hama dan cendawan. Kebutuhan benih untuk kacang tanah berkisar 90-135 kg/ha atau 100-150 kg dalam bentuk polong kering per hektar. Benih dikupas sesaat menjelang tanam agar tidak rusak secara fisik.
2.Penyiapan lahan
Tanah untuk penanaman kacang tanah perlu gembur dan tidak terlalu padat agar tanaman membentuk perakaran yang cukup dalam. Tanah yang gembur juga memudahkan ginofor menembustanah dan membengkak membentuk polong. Penanaman pada tanah masam yang belum pernah dikapur sebaiknya diberi kaptan satu bulan sebelum tanam. Tujuannya untuk menaikan pH dan ketersediaan hara.
3. Cara tanam
Populasi tanaman yang digunakan sebaiknya berkisar 160.000-250.000 tanaman/ha. Jarak tanam dapat menggunakan 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 20 cm dengan satu sampai dua benih per lubang tanam. Benih dimasukan ke dalam lubang bersamaan dengan insektisida karbofuran atau karbosulfan sebanyak 20-30 kg/ha bersama benih. Tujuan pemberian insektisida adalah untuk melindungi tanaman pada awal pertumbuhannya.
4. Pemeliharaan
Pertumbuhan kacang tanah relatif lambat. Penutupan tajuk tanaman kacang tanah terjadi sekitar 8 minggu sejak tanam. Oleh karena itu, sebaiknya gulma dikendalikan agar persaingan tanaman dengan gulma dalam memperoleh unsur hara seminimum mungkin. Salah satu bentuk pengendaliannya dengan penyiangan. Penyiangan dilakukan minimal 2 kali, yaitu saat tanaman berumur 2 minggu dan 4 minggu. Tanaman perlu juga sedikit dibumbun untuk mempercepat dan mempermudah ginofor cepat mencapai tanah.
Kacang tanah dapat bersimbiosis dengan bakteri rhizobium, tetapi tidak sebaik kedelai sehingga perlu ditambah pupuk nitrogen sebanyak 50-100 kg urea/ha. Pupuk urea ini beserta 100 kg SP-36 dan 75 kg KCL diberikan saat tanam.
Kacang tanah membutuhkan hara kalsium yang cukup untuk pembentukan polong dan pengisian biji. Oleh karena itu, kaptan atau dolomit perlu ditambah sebanyak 300-400 kg/ha. Pemberiannya dilakukan saat tanaman berumur 3-4 minggu bersamaan dengan penyiangan kedua atau paling lambat saat tanaman mulai berbunga.
Kacang tanah lebih tahan terhadap kekeringan dibandingkan kedelai. Namun jika kekeringan terjadi saat awal pertumbuhan (1-4 minggu) pembungaan, serta pembentukan dan pengisian polong terjadi kekeringan akan sangat mempengaruhi hasil.
Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang tanaman kacang tanah, misalnya bercak daun, karat, dan busuk pangkal batang. Selain itu, ada juga gangguan hama. Untuk memutuskan siklus hama dan penyakit kacang tanah, sebaiknya lahan dirotasi dengan tanaman lain yang tidak termasuk tanaman kacangan (famili Leguminoceae).
Ada beberapa penyakit yang dapat menyerang tanaman kacang tanah, misalnya bercak daun, karat, dan busuk pangkal batang. Selain itu, ada juga gangguan hama. Untuk memutuskan siklus hama dan penyakit kacang tanah, sebaiknya lahan dirotasi dengan tanaman lain yang tidak termasuk tanaman kacangan (famili Leguminoceae).
Artikel Terkait :
0 Komentar