Konsep Lingkungan Usaha Menurut Para Ahli

Suatu usaha sebagai sebuah sistem yang bersifat mikro merupakan bagian dari sistem perekonomian suatu negara yang bersifat makro, maka kinerja usaha tersebut dalam memproduksi barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh lingkungan usaha. Lingkungan usaha (business environment) adalah sekumpulan sumber daya (resource), kekuatan (force), dan lembaga (institution) yang memiliki pengaruh terhadap usaha tersebut dalam menciptakan nilai (value) barang (goods) dan jasa (services). Lingkungan usaha dapat ditelaah dari dua perspektif yang berbeda, yaitu lingkungan usaha dengan menggunakan usaha sebagai unit analisis dan lingkungan usaha yang menggunakan fungsi-fungsi organisasi usaha sebagai unit analisis (Solihin, 2006: 73).
 

Menurut Solihin (2006: 79), dengan menggunakan suatu usaha secara keseluruhan sebagai unit analisis, lingkungan usaha dapat dilihat sebagai kumpulan sumber daya, kekuatan dan lembaga yang akan mempengaruhi kinerja usaha tersebut secara keseluruhan. Berdasarkan perspektif ini lingkungan usaha selanjutnya masih dapat dibagi kedalam dua jenis, yaitu :
 

1. Lingkungan khusus, suatu usaha terdiri dari para pemegang di luar perusahaan (outside stakeholders) yang secara langsung memengaruhi kemampuan organisasi untuk memperoleh sumber daya ekonomi, sehingga dapat memengaruhi kinejra perusahaan.
2. Lingkungan umum (general environment), terdiri dari berbagai kekuatan (force) yang akan memengaruhi perusahaan-perusahaan secara umum (artinya, bukan hanya berpengaruh terhadap satu perusahaan) dan memengaruhi kemampuan perusahaan-perusahaan tersebut untuk memperoleh sumber daya ekonomi.

Pesaing sangat berkepentingan terhadap perencanaan maupun tindakan strategis yang dilakukan perusahaan. Peluncuran produk baru perusahaan yang memiliki ciri-ciri produk lebih unggul dibanding pesaing dapat mengakibatkan berpindahnya pelanggan pesaing menjadi pengguna produk perusahaan. Perusahaan memiliki interaksi dengan berbagai pihak dalam melakukan aktivitas bisnisnya. Interaksi utama perusahaan terjadi dengan berbagai pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan penjualan barang dan jasa (Solihin, 2006: 80).

Menurut Porter (2006: 6), pada kebanyakan industri persaingan adalah bahwa perusahaan-perusahaan saling tergantung satu sama lain, perusahaan merasakan pengaruh gerakan tiap-tiap pesaing dan cenderung bereaksi terhadapnya. Struktur industri mempengaruhi pula posisi para peserta persaingan, tekanan terhadap mereka untuk melakukan gerakan yang agresif, serta sejauh mana kepentngan mereka akan berbenturan. Dengan demikian struktur industri menentukan parameter dasar dalam gerakan persaingan dilakukan, tapi struktur ini tidak sepenuhnya menentukan apa yang akan terjadi di pasar dan persaingan juga tergantung pada situasi khusus pesaing tertentu.

Baca Juga :

Teori Pembangunan Pertanian Menurut Para Ahli

Peranan penyuluh dalam mendukung pengembangan peternakan sapi