Pembelajaran Masyarakat oleh Pak Marsilan untuk Pertanian yang Berdaulat



Bapak Marsilan seorang petani organik di daerah Kasang Kabupaten Padang Pariaman. Pak Marsilan adalah ketua Kelompoktani Indah Sakato yang telah berhasil menjadi petani pakar dibidang pertanian organik yang memberikan banyak inspirasi bagi banyak orang terutama petani disekitarnya.
Ketertarikan pada sistem pertanian organik telah lama diminati Pak Marsilan. Secara formal, ketertarikan tersebut bertambah besar sejak mengikuti program Sekolah Lapang Pengendali Hama Terpadu (SLPHT) pada tahun 1991. Pada kesempatan itu, beliau diajak berpikir kritis tentang kelestarian alam dan ekologi yang sehat, terutama pada lahan pertanian. Hal itu membuat Pak Marsilan ingat sebuah petuah minang yaitu alam takambang jadi guru. Belajar dari pituah lama minang ini menyadarkan Pak Marsilan tentang keselarasan hidup dengan berpedoman kepada keseimbangan alam. Semua yang diciptakan Tuhan ada manfaatnya, apabila salah satu timpang maka manusia harus bersiap-siap menerima akibatnya. Sebab, alam diciptakan dalam bentuk kesatuan, yang terdiri dari beragam organisme yang saling melengkapi dan saling mempengaruhi. Apabila salah satu oganisme rusak maka akan berpengaruh pada organisme lain.
Ini menjadi titik balik Pak Marsilan dalam mengubah pola usahataninya, secara perlahan beliau mulai menghentikan penggunaan obat pengendali hama penyakit tanaman yang mengandung bahan kimia, seperti pestisida, fungisida dan lain-lain yang dapat membunuh agen hayati. Kemudian tahun 1996 hingga sekarang beliau telah benar-benar berhenti menggunakan saprodi berbahan kimia (yang berasal dari pabrikan). Selain untuk menjaga kelestarian lingkungan, namun juga untuk mengurangi biaya produksi pembelian saprodi dengan mensiasati penggunaan bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar seperti pupuk organik dari kotoran ternak dan pengolahan tumbuhan menjadi pengendali OPT. Usaha tersebut butuh proses yang sangat menguji kesabaran, ketekunan serta semangat perjuangan yang pantang menyerah memacu semangat Pak Marsilan agar terus berkomitmen terus mengembangkan pertanian organik.
Akhirnya ketekunan dan kesabaran beliau mengantarkannya menjadi petani teladan yang telah banyak diundang pada acara-acara besar pertanian maupun sebagai pembicara di berbagai daerah di Indonesia hingga mendapatkan beberapa penghargaan dari presiden sebagai petani organik teladan tahun 2005 dan sebagai petani pengembang bibit lokal padi tahun 2011.
Bapak Marsilan adalah petani teladan yang sangat senang berbagi ilmu dengan orang lain. Berbagai daerah telah disinggahinya baik di sekitar di sumatera barat bahkan sampai ke daerah di Kalimantan, Nusa tenggara Timur, dan sulawesi. Semangat beliau berbagi tersebut didorong oleh obsesi ingin menciptakan petani-petani yang mandiri dan berdaulat.
Selain berjuang merintis usahatani organik hingga sukses, namun beliau juga berjuang untuk menumbuh kembangkan kelompoktani yang dipimpinnya, yaitu Kelompoktani Indah Sakato menjadi kelembagaan petani yang mandiri dan berdaulat. Menurut Pak Marsilan, berdasarkan pengalamannya dalam mengembangkan Kelompoktani Indah Sakato, berikut ini ada beberapa cara/prinsip menggerakkan masyarakat/anggota kelompoktani berpatisipasi aktif dalam kegiatan kelompok, yaitu :
1.      Sebelum memulai menggerakkan masyarakat/ anggota kelompoktani agar ikut berpartisipasi aktif, perlu dipahami dan digali sosial dan budaya masyarakat setempat. Temui dan dekati tokoh masyarakat yang dianggap berpengaruh dan dihargai oleh masyarakat setempat untuk berdiskusi serta bertukar pikiran terkait inovasi yang akan diterapkan pada masayarakat/kelompok tersebut. tokoh masyarakat ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan masyarakat agar mau ikut dalam kegiatan yang akan dilaksanakan.
2.      Jangan mengajak dan jangan menggurui. Dalam menumbuhkan minat para anggota Kelompoktani Indah Sakato Pak Marsilan tidak mengajak dan tidak menggurui mereka. Karena selain petani adalah orang dewasa yang telah memiliki pengalaman hidup kemampuan untuk menetapkan tujuan shidup sendiri, faktor kebudayaan petani sebagai masyarakat Minangkabau yang suka dipaksa dan tidak mau mencoba hal-hal baru yang belum tentu menguntungkan. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah memberikan contoh dan menunjukkan hasil yang menguntungkan dari usahatani konvensional, maka tanpa diajak dan disuruhpun mereka anggota kelompok akan meniru dan mengikutinya.
3.      Libatkan anggota dalam setiap kegiatan kelompok. Dengan melibatkan peserta dalam setiap kegiatan dapat menumbuhkan partisipasi anggota kelompok. Anggota kelompok akan merasa sangat dihargai dan dipercaya jika mereka dilibatkan dan diberi andil dalam setiap kegiatan kelompok. Hal ini dapat menciptakan rasa memiliki oleh anggota dan adanya tanggung jawab peserta untuk terus aktif mengembangkan kelompoknya. Dalam penguatan kelompok, perlu melaksanakan pertemuan rutin anggota secara berkala dalam setiap satu musim tanam.
4.      Sebagai pemimpin dalam sebuah kelompok, ketua harus memiliki jiwa kepeminpinan (leadership) yang penuh tanggung jawab bukan ketua yang ambisius dan ingin menang sendiri. Jika terpilih sebagai ketua jangan merasa bangga namun harus merasa bertanggung jawab atas amanah yang telah dipercayakan anggota kelompok. Apabila merasa tidak sanggup memikul tanggung jawab sebagai ketua berikanlah kepada anggota yang lain yang merasa lebih sanggup untuk dapat mengelola dan mengembangkan potensi yang telah dimiliki kelompok tersebut.

Belajar dari pengalaman Bapak Marsilan terkait bagaimana praktek pembelajaran masyarakat banyak hal yang dapat diambil hikmahnya. Salah satu tujuan dalam pembelajaran masyarakat adalah pengembangan kapasitas masyarakat. Pembelajaran terjadi pada tingkat individu, organisasi, dan masyarakat. Pengembangan kapasitas adalah suatu proses yang berlangsung dalam jangka panjang secara berkesinambungan dimana orang-orang belajar untuk lebih capable (lebih mampu melaksanakan pekerjaannya). Maka belajar akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dan mengubah perilaku mereka untuk mencapai tujuan mereka, yaitu memperbaiki kualitas hidup yaitu menjadi petani yang berdaulat dan mandiri.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kapasitas kita tidak boleh memandang orang sebagai sebuah gelas kosong. Kita tahu bahwa setiap orang memiliki pengalaman hidup yang dapat menjadi sebuah sumber yang kaya bagi proses pembelajaran. mereka memiliki kemampuan untuk menetapkan tujuan mereka sendiri. Dalam diri mereka ada kemampuan yang mungkin untuk dikembangkan.
Dalam mengembangkan kapasitas individu, kelompok, organisasi atau masyarakat, tidak hanya sekedar transfer pengetahuan, keterampilan atau sikap, namun kita berbagi dengan mereka. Dalam pengembangan kapasitas masyarakat tidaklah mengubah kemampuan mereka dengan hanya menambah atau mengganti kemampuan yang sudah mereka miliki, namun yang kita lakukan melalui proses berbagi tersebut adalah menciptakan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap baru, yang dikembangkan dari apa yang telah mereka miliki. Dalam proses pengembangan kapasitas di bidang tertentu setiap orang belajar bersama dan terbuka. Hal ini memungkinkan dalam proses ini mereka juga memperoleh input dari orang-orang yang ahli dibidang yang dikembangkan tersebut.

Posting Komentar

0 Komentar