Pemasaran Agribisnis



1.   
  Pemasaran sebagai kegiatan produktif
Produktif dari segi ekonomi adalah sesuatu usaha yang bersifat menimbulkan, menambah, dan membagikan guna sehingga guna tersebut dapat dinikmati.
Petani adalah produktif karena menghasilkan hasil pertanian. Tetapi petani di pedalaman tidaklah mungkin membawa hasil padinya langsung kekota untuk di jual langsung kepada konsumen tanpa bantuan pedagang perantara dan jasa lainnya, sehingga padi atau berasnya bisa dengan mudah di jual ke konsumen pada tempat dia butuhkan. Jadi pedagang dan pemberi jasa juga melakukan pekerjaan yang produktif karena dialah yang menciptakan dan menambah kegunaan padi atau beras tersebut.
Kegunaan dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
a.       Kegunaan bentuk (form utility)
Petani yang menumbuk padi menjadi beras telah menambah kegunaan bentuk padi tersebut, karena konsumen tidak membutuhkan padi tetapi membutuhkan beras untuk dimasak.
b.      Kegunaan tempat (place utility)
Para pedagang perantara memindahkan barangnya dari desa ke kota yang dapat menambah kegunaan tempat . ini karena beras yang ada di desa dapat dibeli secara langsung dan mudah oleh konsumen yang ada di kota.
c.       Kegunaan waktu (time utility)
Pemilik gudang menyimpan beras karena jumlah beras di pasar yang sangat banyak. Dan pada saat jumlah beras di pasar sudah berkurang maka pemilik gudang akan mengeluarkan berasnya. Ini berarti pemilik gudang telah menambah kegunaan waktu.
d.      Kegunaan kepemilikan (possession utility)
Pedagang pengecer di kota menjual beras ke konsumen, ini berarti pedagang tersebut telah melakukan pekerjaan menciptakan kegunaan kepemilikan karena memindahkan hak miliknya kepada konsumen sedangkan konsumen memindahkan uangnya ke pedagang pengecer.

2.      Proses pemasaran hasil pertanian
Ada 2 ciri utama yang dimiliki oleh proses tata niaga yaitu :
š Merupakan suatu pergerakan yang terdiri dari sekumpulan kegiatan dan peristiwa yang berlangsung dalam beberapa rentetan.
š Berbagai bentuk koordinasi yang di perlukan terhadap sekumpulan kegiatan dan peristiwa itu dalam menggerakkan barang dan jasa dengan cara yang teratur dari tangan produsen ke tangan konsumen.
Kumpulan peristiwa dalam tata niaga pertanian dapat dibagi menjadi 3 proses kegiatan, yaitu :
v  Proses pengumpulan (concentration process)
Hasil pertanian dikumpulkan oleh pedagang pengumpul menjadi suatu jumlah yang besar pada tempat yang mudah untuk menyalurkan kepada pedagang besar secara efisien. Kegiatan ditujukan pada pengumpulan hasil pertanian yang tersebar dan dalam jumlah yang kecil. Berarti pemindahan barang dari petani yang banyak jumlahnya kepada pedagang pengumpul.

v  Proses pengimbangan (equalization process)
Proses ini dimaksud untuk menjaga keseimbangan penawaran dan permintaan berdasarkan waktu, jumlah dan kualitas. Sangat penting untuk hasil pertanian musiman supaya terjaga keseimbangan jumlah permintaan dengan penawaran. Pedagang pengecer harus selalu siap melayani permintaan konsumen setiap saat dan pedagang besar harus selalu siap untuk melayani permintaan dari pedagang pengecer dan seterusnya.

v  Proses penyebaran (dispersion process)
Proses ini bertujuan untuk menyebarkan barang dalam unit yang kecil kepada bermacam konsumen. Ini merupakan tandingan proses pengumpulan. Semakin banyak barang yang di sebarkan maka semakin banyak pula barang yang harus di kumpulkan.

3.      Tujuan pemasaran hasil pertanian
Ada 4 tujuan pemasaran hasil pertanian ini, yaitu :
A.    Tata niaga pertanian untuk petani produsen
Bertujuan untuk mengarahkan keputusan para petani dalam hal :
a)      Apa yang akan dihasilkan dan bagaimana menjualnya, sebab keinginan para konsumen berbeda-beda.
b)      Kapan dan dimana membeli barang-barang kebutuhan produksi dan konsumsi.
c)      Kapan dan dimana menjual hasil yang diperoleh sehingga menguntungkan
d)     Berapa banyak pekerjaan yang harus di sumbangkan terhadap tata niaga baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

B.     Tata niaga pertanian untuk padagang perantara
Bertujuan untuk mengarahkan keputusan dalam hal :
a)      Apa yang harus dilakukan untuk memperluas pasar
b)      Bagaimana memperoleh keuntungan dan balas jasa tanpa mengurangu kepuasan produsen terhadap harga yang diterimanya dan tanpa mengurangi kepuasan konsumen atas harga yang dibayarnya terhadap barang yang diterimanya.

C.     Terhadap pemerintah
Ini bertujuan untuk mengarahkan keputusan pemerintah, agar pemerintah menciptakan iklim dan kebijaksanaan, peraturan-peraturan, undang-undang, yang menjamin terlaksananya operasional tata niaga.

D.    Terhadap konsumen
Bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan tingkst keputusan konsumen dan kesediaannya membayar barang yang diingininya.


4.      Pendekatan dalam pemasaran
Pendekatan da            lam pemasran ini terdiri atas 4 jenis yaitu :
                               I.            Pendekatan serba fungsi ( the functional approach )
Fungsi tata niaga diklasifikasikan atas :
¯  Fungsi pertukaran
Fungsi ini terdiri atas fungsi pembelian dan fungsi penjualan.
¯  Fungsi fisik
Fungsi ini terdiri atas fungsi pengangkutan dan fungsi penyimpanan.
¯  Fungsi fasilitas
Fungsi ini terdiri atas fungsi standarisasi dan grading, pembiayaan, penanggungan resiko dan keterangan pasar.

Dalam mempelajari tata niaga serba fungsi berarti fungsi-fungsi tata niaga itu yang diteliti, di pelajari dan di analisa dalam proses tata niaga. Misalnya mempelajari fungsi-fungsi yang diperlukan pada proses pengumpualan hasil pertanian di pedesaan, pada proses pengimbangan dan proses penyebaran barang sampai ke konsumen. Pedagang pengumpul yang membeli padi dari banyak petani, kadang-kadang kesulitan dalam pengangkutan dan penyimpanan. Untuk mengatasinya harus siketahui seberapa jauh kapasitas angkut dari semua jenis alat angkut yang ada di tempat itu, beberapa kapasitas maksimal gudang yang tersedia, alat angkut dan gudang yang mana yang paling efisien.
Untuk memperluas sumber penawaran dan permintaan agar diperoleh keuntungan yang besar di perlukan pengetahuan dan keterangan yang dapat digunakan untuk mencari cara pembelian yang lebih baik. Misalnya mencari tempat dimana barang mudah diperoleh, harga murah dan jumlah sesuai dengan kebutuhan. Juga mencari tempat permintaan, dipelajari apakah tempat itu di senangi atau dibutuhkan barang yang akan ditawarkan. Bagaimana kemudian diadakannya iklan, grade, mana yang paling banyak permintaannya. Dalam pengangkutan barang, resiko apa saja yang mungkin akan terjadi., bagaimana cara mengatasinya, atau resiko mana yang dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Apa yang harus dilakukan untuk hal tersebut dan berapa biaya yang akan di gunakan.
                            II.            Pendekatan serba lembaga ( the institustional approach )
Antara produsen dan konsumen terdapat perantara (middleman) yang terlibat dalam arus pengaliran barang. Para perantara inilah yang member jasa sehingga produsen dapat menjual barangnya dengan mudah dan konsumen membeli pula dengan harga yang rendah.
Dalam pengaliran barang hasil pertanian terdapat lembaga-lembaga yang terlibat yang dapat diklasifikasikan kepada :
¯  Pedagang perantara (merchant middleman), yaitu pedagang pengumpul, pedagang besar dan pedagang pengecer
¯  Agen perantara yang terdiri dari makelar, komisioner, pelelang, dll
¯  Perantara spekulatif
¯  Lembaga- lembaga fasilitas

Pendekatan ini mempelajari secara rinci kegiatan lembaga-lembaga tata niaga, seperti pedagang pengumpuldi desa dalam cara pembelian, cara pengangkutan, cara memperoleh modal, jumlah keuntungan, resiko, dan kesulitan dalam kegiatan yang dilakukan. Demikian juga para pedagang besar, pedagang pengecer dan lembaga fasilitas seperti perusahaan pengangkutan, pegudangan, ansuransi ,dll. Dengan mempelajari semua jenis lembaga tata niaga yang ada maka bisa si simpulkan bahwa lembaga mana yang bekerja secara efisien dan tidak, lembaga mana yang lemah posisinya dan memerluakn bantuan pemerintah, dll
            Bagi produsen dan konsumen dapat diharapkan pada alternative lembaga mana yang telah menawarkan jasa paling baik.

                         III.            Pendekatan serba barang ( the commodity approach )
Disini dipelajari segala aspek suatu barang mulai dari titik produksi sampai ke titik konsumsi dengan menggumpulkan data. Data ini meliputi sifat khas produk hasil pertanian seperti bulky, vulumnious, perishable dan musiman, lembaga yang mentransfer, sumber penawaran, sumber permintaan, biaya yang diperlukan untuk memasarkan, fasilitas yang di perlukan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan tata niaga produk yang bersangkutan. Contohnya mempelajari serba barang pada komoditi padi. Di tempat ini dipelajari cara penyimpanan, pengolahan, penjualan dan pembelian. Kemudian cara pengangkutan , lembaga yang terlibat, tingkat harga. Dalam pergerakan barang kedaerah konsumen dipelajari resiko yang terjadi, pajak, sifat permintaan konsumen, grade yang disukai, cara pengeceran yang efisien dan efektif, tingkat harga yang menguntungkan pedagang dan tidak merugikan konsumen, cara pembungkusan yang baik, serta di pelajari peraturan pemerintah yang berlaku dan kebijaksanaan dalam tata niaga beras.

                         IV.            Pendekatan secara teori ekonomi ( the economic theoritical approach )
Cara ini menggunakan teori ekonomi makro dan mikro. Disini dapat diketahui bentuk-bentuk pasar atau produk, kurva dan fungsi permintaan dan penawaran, elastisitas permintaan dan penawaran, dll. Tanpa menguasai teori ekonomi maka sulit dalam mempelajari tata niaga, baik menggunakan pendekatan serba fungsi, serba barang atau serba lembaga. Bagaimana pun ahlinya seseorang dalam menguasai salah satu cara pendekatan ini namun masih di butuhkan teori-teori ekonomi untuk melengkapi pembahasan masalah tata niaga yang di jumpai.
Dalam mempelajari tata niaga, kadang-kadang di gunakan hanya satu macam cara pendekatan, dan kadang-kadang semua pendekatan tergantung tujuan dan ruang lingkup dari penelitian dan pembahasan yang di ingini.










DAFTAR PUSTAKA


Marius P. Angipora (2002). Dasar – Dasar Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Usman, Yusri. (2012) Bahan Ajar Pemasaran Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Andalas, Padang.

Posting Komentar

0 Komentar