1. Analisis situasi
· Analisis komunitas;
Sebagaimana kita tahu bahwa rata-rata pendidikan terahkir petani Indonesia didomonasi oleh sekolah dasar, oleh sebab itu kemampuan, pengetahuan serta keterampilan untuk memunculkan ide-ide baru sangat terbatas, maka perlu adanya semacam kegiatan pelatihan yang berkesinambuangan dan beragam, yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan, pengetahuan serta keterampialan petani itu sendiri, agar petani mampu merubah nasibnya kearah yang lebih baik lagi.
· Analisis organisasi
Para petani belum mampu memanfaatkan semaksimal mungkin peluang yang yang ada di depan mata mereka, lahan tidur yang ada disekitar perkarangan rumah tidak terisi, hanya ditumbuhi tanaman hias yang tidak bernilai ekonomi (itupun kalau ada), bahkan tidak ditumbuhi tanaman yang tidak bermanfaat sama sekali. Untuk itu perlu adanya usaha untuk mengajak para petani tersebut untuk menumbuhkan ide-ide baru untuk memanfaatkan potensi lahan yang tersedia
· Analisis peserta
Yang akan dijadikan peserta dalam pelatihan ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang mau mengikuti pelatihan dan yang tidak bekerja di luar rumah (seperti pegawai atau sejenisnya), rentang usia 20-50 tahun, jika lebih dari 50 tahun maka diasumsikan mereka tidak bersedia lagi untuk melakukan aktivitas pelatihan dengan alasan bahwa mereka akan lebih menggunakan waktunya untuk menikmati hari tuanya seperti beribadah dan lain sebagainya.
2. Tujuan pelatihan
· Tujuan umum dari pelatihan
Bertujuan menstimulasi dan mendukung para ibu-ibu rumah tangga dalam meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan melalui pelatiahan budidaya pertanian organic bercorak vertikultur.
· Tujuan khsusus dari pelatihan
adapun training untuk menciptakan kemampuan dan keterampilan ibu-ibu rumah tangga agar mampu memnfaatkan seluruh potensi lahan yang ada disekitar pekarangan rumah yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk bertanam sayuran dan buahan, dimana dari kegiatan tersebut akan memberikan banyak manfaat seperti tambahan pendapatan selain dari pekerjaan utama suatu rumah tangga, hemat, kesuburan lahan akan terja, efektif dan ekonomis.
3. Sasaran pelatihan
Adapun sasaran dari pelatihan ini akan ditujukan untuk para ibu-ibu rumah tangga yang berada di Kabupaten Pasaman Barat khususnya yang berda di Kecamatan Kinali, alasannya adalah:
1. Secara umum ibu-ibu rumah tangga hanya bekerja di dapur untuk mempersiapkan kebutuhan konsumsi keluarga dan bersih-bersih rumah, dan setelah itu mereka tidak punya aktivitas lagi, untuk mengisi kekosongan waktu para ibu-ibu rumah tangga tersebut, maka cocok diadakan pelatihan yang tidak akan memberatkan bagi mereka dalam pengaplikasiannya.
2. Alasan memilih ibu rumah tangga yang berada di Pasaman Barat adalah sebagai mana diketahui bahwa Pasaman Barat didominasi oleh tanaman perkebunan monokultur yaitu perkebunan kelapa sawit, untuk itu perlu keseimbangan ekologi yang akan mepertahankan kesuburan lahan yang mulai miskin karena tanaman monokultur tersebut. Dalam hal ini Kinali sangat cocok untuk dikembangkan pertanian sayuran bercorak organik vertikultur, karena Kinali masih tergolong pedesaan yang belum terlalu padat penduduknya sehingga lahan yang tersedia dipekarangan rumah tangga masih tergolong luas dibangding dengan pekarangan yang ada dipekarangan perkotaan, maka akan lebih luas lagi peluang lahan yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya pertanian bercorak vertikultur.
Jumlah peserta pelatihan yang dicangkan adalah 40 orang. Hal ini disesuaikan dengan jumlah calon peltihan/pendamping sendiri, yaitu 4 orang, dimana satu orang pendamping bertanggung jawab memegang/mendampingi satu kelompok (10 orang).
4. Pelatihan yang akan dikembangkan;
Jenis pelatihan yang akan kami kembangkan adalah pelatihan budidaya hortikultura berkarakter pertanian organik vertikultur, seperti berbudidaya tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang ditujukan untuk para ibu rumah tangga.
Pertanian organic vertikultur adalah pertanian tanpa menggunakan bahan sintetik dalam pengelolaannya dalam artian mengunakan bahan-bahan organic yang dimanfaat kan dari lingkungan sekitar, seperti pupuk kandang, dan kompos, dimana dalam pola tanamnya diatur secara vertical keatas, bahwa tanaman ditanam pada media (seperti polibag, peralon, bambu) yang disusun secara vertical. Adapun manfaat dari pertanian organic vertikultur ini adalah dapat mengifisienkaa lahan, biaya dalam pembudidayaannya tergolong lebih murah karena dalam pengelolaanya menggunakan bahan-bahan organic yang dimanfaatkan dari lingkungan sekitar, mudah dalam pengelolannya karena berada dalam hamparan lahan yang cukup sempit, dan bisa juga menjadi tambahan pendapatan sampingan bagi sipembudidaya.
5. Persiapan pelatihan pertanian organik vertikultur
Pelatihan ini merupakan pelatihan pendampinagan/penyuluhan. Untuk pertemuan direncanakan terdiri tiga kali pertemuan di tempat pelatihan setempat, pertemuan tersebut akan diselesaikan dalam satu bulan sesuai dengan kesediaan peserta, dimana;
1. Pertemuan pertama adalah pengenalan mengenai pertanian organik vertikultur mencakup apa manfaatnya, cara pembudidayaannya, dan apa saja tanaman yang akan dibudidayakan secara vertikultur dan apa saja yang akan dibutuhkan.
2. Pertemuan kedua adalah memeperlihatkan/mendemonstrasikan cara budidaya tanaman vertikultur sayuran seperti sayuran bayam, kangkung, terong, dan cabe,.
3. Pertemuan ketiga adalah pembagian bibit/benih tanaman yang akan dibudidayakan secara vertikultur tersebut
4. Dan pertemuan berikutnya adalah pendampingan dilahan pekarangan masing-masing ibu rumah tangga tersebut, pendampingan akan terus berlanjut sampai ibu-ibu rumah tangga tersebut sudah terampil, dalam artian sudah mampu melakukannya dan mengembangkannnya sendiri tanpa dampingan.
6. Waktu dan tempat pelaksanaan pelatihan
Pelaksanaan pelatihan ini akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Juniditempat balai pelatihan setempat, dengan frekuensi pertemuan 3 kali (sesuai keterangan pada persiapan pelatihan), Pada awal bulan Juli peserta akan mengaplikasikan ilmu budidaya vertikultur di lahan masing-masing, dengan asumsi bahwa pada bulan Agustus para ibu rumah tangga sudah bisa panen (terutama untuk komoditi sayuran), sebagian dari hasil panen dapat dipasarkan untuk memenuhi permintaan pasar karena pada saat itu adalah bulan puasa sehingga permintaan konsumen terhadap sayur cukup tinggi.
7. Media/fasilitas pelatihan
Adapun fasilitas yang mungkin diperlukan pada saat pelatihan adalah ruangan, microfon, infokus, meja, kursi, alat tulis.
8. Metodologi TNA
Pelaksanaan dari pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi, alasan memilih metode ini dikarenakan komptensi yang akan dicapai dari pelatihan tersebut adalah peningkatan pengetahuan dan keterampialan. Melalui metode diskusi diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan, dimana semua peserta memiliki peluang yang luas untuk berbagi informasi dan pengalaman sedang metode demonsrtasi diharapkan seluruh peserta pelatihan mampu memperhatikan dan mengamati secara langsung sebagai bentuk pembekalan bagi para peserta sebelum melakukannya, untuk pelatihan sendiri dilakukan secara berkelompok, terdiri dari 4 kelompok, satu kelompok satu pendamping dimana masing-masing kelompok direncanakan maksimal 10 orang saja, idealnya kelompok dalam pelatihan itu adalah maksimal 10 orang, lebih dari 10 orang maka dikhwatirkan pelatihan tidak merbalan sesuai harapan.
Susunan pendampingan:
· Kelompok satu didampingi oleh EN
· Kelompok dua didampingi oleh WA
· Kelompok tiga didampingi oleh RTP
· Kelompok empat didampingi oleh SH
9. Pokok bahasan
Materi yang akan disajikan pada saat pelatihan adalah tentang Budidya organic hortikultura.
10. Sub pokok Bahasan,
adalah sebagai berikut:
· Teknis budidaya organic hortikultura bercorak vertikultur
· Manfaat lahan perkarangan dengan budidaya hortikultura agar lebih produktif
· Kelebihan dari budidaya hortkutura daripada budidaya biasa
0 Komentar