PELATIHAN MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN UBI KAYU DI NAGARI KUBANG KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang 
Pendidikan baik secara formal maupun nonformal pada dasarnya memiliki peran untuk melegitimasi bahkan melanggengkan sistem dan struktur sosial yang ada. Namun juga sebaliknya, dapat merupakan proses perubahan social menuju kehidupan yang lebih adil. Peran pendidikan terhadap struktur sosial tersebut sangat tergantung pada paradigma pendidikan yang mendasarinya. Metode pendidikan merupakan gabungan (campuran) dari segala unsur teknik, cara penyajian, bentuk, proses serta alat penunjang yang diolah sebagai cermin dari filsafat dan paradigma yang dianut. 

Dalam metodologi pendidikan partisipatif, kita akan segera berhadapan dengan banyak istilah: stimulasi kasus, ceramah, tanya jawab, curah pendapat, diskusi kelompok, diskusi pleno, penugasan, demonstrasi, peragaan, studi lapangan, permainan peran, dan sebagainya. Banyaknya istilah malah bisa membuat bingung bagi orang yang sedang akan mencoba. Maka, perlu pemetaan dalam bentuk kerangka analisa atau pola pikir untuk membantu orang yang akan memulai agar tidak tersesat. 

Hal yang harus dipetakan adalah memetakan unsur-unsur pokok pada metodolodi pendidikannya, yakni: 
  1. Proses pendidikan seperti apa yang akan dilakukan 
  2. Bentuk pendidikan semacam apa yang akan dipilih 
  3. Sarana apa saja yang harus diadakan dalam rangka menunjang proses pendidikan 
  4.  Rumusan tujuan (isi), tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan tersebut 
  5.  Peran seperti apa yang akan dimainkan oleh fasilitator dalam proses pendidikan tersebut.
Banyak pemandu dan fasilitator yang terkadang kurang memberikan perhatian (apresiasi) pada kemampuan belajar peserta. Antara satu peserta dengan peserta lainnya tidak sama latar belakang dan kemampuannya untuk menyesuaikan diri secara sejajar. Oleh karena itu, pemandu dan fasilitator pendidikan dianjurkan untuk mengetahui kemampuan belajar setiap peserta dan selalu membesarkan hati dan mendorongnya untuk terus belajar. 

David Kolb (1984) berpendapat ada 4 bentuk kebutuhan yang harus dimiliki seorang peserta atau partisipan jika ia ingin belajar secara efektif, yaitu: 
  1. • Terlibat penuh, terbuka dan tidak berprasangka dengan pengalaman barunya 
  2. • Merefleksikan dan menyimak pengalaman dengan menggunakan banyak perspektif 
  3. • Membentuk konsep yang menyatukan pencermatannya ke dalam teoti yang logis
  4. Menggunakan teori tersebut untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah 
Sebagian besar orang, sengaja maupun tidak, hanya terfokus atau melakukan satu bentuk kegiatan saja namun lemah dalam tiga kegiatan lainnya. Kesulitan lain, banyak partisipan atau peserta tidak memahami diri mereka sendiri. Bahkan mereka tidak menyadari apakah kemauan belajar itu muncul dari mereka sendiri atau tidak.

B. Rumusan Masalah
 Agribisnis adalah Suatu Proses penanganan komoditas yang berasal dari sektor Primer (pertanian) mulai dari pengumpulan, pengadaan, penyimpanan, Pengemasan pengangkutan dan pemasaran. Pada awalnya kegiatan agribisnis adalah pra produksi dan produksi/budidaya. Namun pada saat ini, agribisnis lebih dikembangkan dan berorientasi kepada pasar, pengolahan hasil, pemasaran dengan memperhatikan faktor-faktor pendukung seperti infrastruktur, kelembagaan dan SDM, teknologi, informasi dan pengadaan barang atau jasa. 

Proses agribisnis juga sangat berkaitan erat dan tidak pernah terlepas dari kiat manajemen pengelolaan yang baik. Usaha atau industri yang dikembangkan harus memperhatikan dan mengaplikasikan sistem manajemen yang baik sehingga pengelolaan usaha dpat berjalan ke arah yang lebih baik mulai dari manajemen produksi, manajemen pembukuan usaha, strategi pemasaran, manajemen informasi pasar serta bagaimana kiat (triks dan tips) pelaku usaha tersebut mampu menguasai itu semua. 

Mengacu pada kondisi diatas, kegiatan agribisnis dan pengolahan hasil sangat diperlukan dalam rangka pengembangan fungsi komoditi pertanian. Di Nagari Kubang Industri pengolahan belum berkembang dengan baik padahal kegiatan tersebut mampu mengangkat perekonomian yang lebih baik. Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada belum mampu dimanfaatkan, sedangkan jumlah industri pengolahan hasil yang ada belum mampu memproduksi produk sesuai dengan peluang pasar yang ada. 

Selain itu sebagian besar para pelaku usaha baru mampu mengolah ubi kayu menjadi makanan tradisional dengan penyajian yang masih sangat sederhana. Seiting dengan peningkatan kapasitas produksi, sistem manajemen pengelolaan usaha juga harus diperbaiki sedini mungkin demi berkembangnya industri olahan komoditi pertanian. Nagari Kubang berada di Wilayah Kerja BP3K Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota yang terletak lebih kurang 18 Km dari kota Payakumbuh yang terdiri dari satu Nagari dan tujuh Jorong dengan luas wilayah nagari 2.432 ha. 

Batas-batas wilayah kerja Nagari Kubang :  Sebelah utara berbatas dengan Nagari Simpang Sugiran Kec. Guguak  Sebelah selatan berbatas dengan Nagari VII Koto Talago Kec. Guguak  Sebelah barat berbatas dengan Nagari Mudiak Liki Kec. Suliki  Sebelah timur berbatas dengan Nagari Guguak VIII Koto Kec. Guguak Nagari Kubang terletak pada ketinggian 500 – 600 meter DPL dengan jenis tanah potsolit dan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun. Sedangkan suhu udara berkisar antara 18 0C dengan topografi daerah sebegai berikut:  Datar : 40 %  Bergelombang : 35 %  Sedikit miring : 15 %  Curam : 10 % 

Sektor pertanian memegang peranan yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya. Oleh sebab itu upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani di Nagari Kubang kecamatan Guguak Kab. Lima puluh Kota harus tetap dilakukan melalui pemberdayaan sumberdaya petani, penerapan teknologi spesifik lokasi dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan yang berwawasan agribisnis. Hal ini sangat didukung oleh berbagai instansi lingkup pertanian, dengan melaksanakan berbagai program yang menunjang percepatan peningkatan pemberdayaan petani seperti, kegiatan FEATI, JITUT, JIDES, Sekolah Lapang, bantuan benih dan bibit unggul, bantuan alat dan mesin pertanian dan sebagainya. Semua kegiatan dan program yang ada di salurkan melalui kelompok tani aktif yang ada di Nagari Kubang. 

C. Tujuan 
Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk melihat bentuk pelatihan manajemen pengelolaan dan strategi pemasaran olahan ubi kayu yang dilaksanakan di Nagari Kubang. 

D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat salah satunya sebagai bahan masukan bagi fasilitator lainnya untuk melaksanakan program pelatihan terkait. 

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 

Judul Pelatihan : Pelatihan Manajemen Pengelolaan dan Strategi Pemasaran Produk Olahan Ubi Kayu 

Tujuan Pelatihan :
  1. Mengembangkan usaha agribisnis pedesaan dalam bentuk produk hasil olahan komoditi pertanian di Nagari Kubang 
  2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam pengembangan jiwa kewirausahaan 
  3. Memberikan motivasi kepada pelaku usaha dengan memberikan kiat kiat keberhasilan usaha dari pengusaha yang telah sukses 
  4. Meningkatkan dan memantapkan fungsi kelembagaan usaha 
  5. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam mengelola sistem produksi dari hulu sampai hilir 
  6. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha dalam mengelola keuangan, pembukuan usaha dan melakukan analisa kelayakan usaha 

Waktu dan Tempat Pelatihan : 01-30 November 2012 di UP FMA Nagari Kubang Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota 

Pelaksana dan Peserta Pelatihan
  1. Pelaksana :Dinas/Instansi dan Penyuluh Pertanian Nagari Kubang dibantu dengan Narasumber atau fasilitator dari Pengusaha Industri Olahan Ubi Kayu dan Praktisi.
  2. Peserta Jumlah Peserta : 25 orang Anggota Kelompok Tani : 20 orang • Laki-laki = 4 orang • Perempuan = 21 orang

Materi Pelatihan
  Succsess Story ( Keberhasilan Usaha) 
 Manajemen Produksi 
 Manajemen keuangan dan Pembukuan Usaha + Simulasi 
 Strategi Pemasran + Simulasi 
 Aspek hukum dan perizinan usaha 
 Analisa Kelayakan Usaha+ Simulasi
  Manajemen kelembagaan usaha 
 Studi Banding 
 RTL 

Aktivitas atau Jadwal Kegiatan : No Hari/Tanggal Jam Materi Fasilitator 
1. Kamis/ 01 Nov 2012 09.00 - 09.30 WIB Registrasi Peserta Panitia 09.30 - 10.30 WIB PEMBUKAAN Penyuluh Swadaya 10.30 - 12.30 WIB Teori : Succses Story Pengusaha 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 - 14.00 WIB Lanjutan materi Succses Story Pengusaha 14.00 - 14.30 WIB Dinamika Klp, Diskusi Penyuluh Swadaya 

2. Jumat/ 2 Nov 2012 09.00 – 12.30 WIB Manajemen Produksi Praktisi 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 - 14.00 WIB Lanjutan Materi, Diskusi Praktisi 

3. Senin/ 5 Nov 2012 09.00 - 12.30 WIB Manajemen Keuangan dan pembukuan usaha Praktisi 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 - 14.00 WIB Simulasi Manajemen keuangan dan pembukuan usaha Praktisi 

4. Kamis / 8 Nov 2012 09.00 - 12.30 WIB Strategi Pemasaran Praktisi 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 - 15.00 WIB Simulasi Strategi Pemasaran Praktisi 

5. Jumat / 09 Nov 2012 09.00 - 12.30 WIB Aspek hukum dan perizinan usaha Praktisi 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 – 14.00 WIB Lanjutan materi Aspek hukum dan perizinan usaha Praktisi 

6. Senin/ 12 Nov 2012 09.00 - 11.00 WIB Analisa Kelayakan Usaha Praktisi 11.00 - 12.30 WIB Simulasi Analisa Kelayakan Usaha Praktisi 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 14.00 - 15.00 WIB Lanjutan Simulasi Analisa Kelayakan Usaha Praktisi 

7. Rabu/ 14 Nov 2012 09.00 - 12.30 WIB Manajemen kelembagaan Pengusaha/Koperasi /gapoktan 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 - 14.00 WIB Materi Lanjutan dan Diskusi Pengusaha/Koperasi /gapoktan 

8. Senin-kamis / 19 s.d 22 Nov 2012 07.00 - Selesai Studi Banding Pendamping Penyuluh swadaya Pengurus FMA 

9. Senin / 26 Nov 2012 09.00 - 11.00 WIB Pelaporan Kegiatan Fera Yumarti, SP 11.00 - 12.30 WIB Penyusunan RTL Fera Yumarti, SP 12.30 - 13.00 WIB Ishoma Panitia 13.00 - 14.00 WIB Lanjutan Penyusunan RTL Fera Yumarti, SP 

Metode :Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini berupa ceramah atau pemberian materi, praktek, simulasi serta diskusi. 

 IV. KESIMPULAN 

Dari data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa Pelatihan Manajemen Pengelolaan dan Strategi Pemasaran Produk Olahan Ubi Kayu di Nagari Kubang Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota dilaksanakan dengan menganut paradigma kritis atau radikal, yaitu paradigma yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap kritis dari partisipan. Pendekatan pembelajaran atau pendidikan dilakukan secara partisipatif yang melibatkan partisipasi dari partisipan atau peserta pelatihan. Metode pelatihan dilakukan berupa ceramah dan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan praktek lapangan. Praktek lapangan dilakukan ke usaha-usaha yang mengolah ubi kayu menjadi bermacam-macam makanan.

Posting Komentar

0 Komentar