KURIKULUM PELATIHAN DAUR ULANGAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI KELURAHAN LIMAU MANIS KECAMATAN PAUH

1. ANALISIS KEBUTUHAN 
 a. Analisis Situasi  

Kota Padang adalah kota terbesar di Pesisir Barat pulau Sumatera sekaligus ibu kota dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia.kota ini memiliki wilayah seluas 694,96 km dengan kondisi geografis berbatasan dengan laut namun memiliki daerah perbukitan yang ketinggiannya mencapai 1.853 mdpl. 

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010, kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 833.562 jiwa yang didominasi oleh etnis Minangkabau dan mayoritas masyarakat di kota ini menganut agama islam. Sejarah kota padang tidak terlepas dari peranannya sebagai kawasan rantau minangkabau, yang berawal dari perkampungan nelayan di muara Batang Arau lalu berkembang menjadi bandar pelabuhan yang ramai setelah masuknya Belanda dibawah bendera VOC. Hari jadi kota ini ditetapkan pada 7 agustus 1669, yang merupakan hari terjadinya pergolakan masyarakat Pauh dn Kota Tangah melawan monopoli VOC. Saat ini kota padang menjadi pusat perekonomian karena memiliki pendapatan perkapita tertinggi Sumatera barat. 

Selain itu, kota ini menjadi pusat pendidikan dan kesehatan, disebabkan jumlah perguruan tinggi dan fasilitas kesehatan, disebabkan jumlah perguruan tinggi dan fasilitas kesehatan yang lebih banyak dibandingkan kota atau kabupaten lainnya di Sumatera Barat. Kota padang terletak di pantai barat pulau Sumatera, dengan luas keseluruhan 694,96 km2 atau setara dengan 1,65% dari luas provinsi Sumatera Barat. Lebih dari 60% luas Kota Padang ( 434,63 km2) merupakan daerah perbukitan yang ditutupi hutan lindung , sementara selebihnya merupakan efektif perkotaan. Kota Padang memiliki garis pantai sepanjang 84 km dan pulau kecil sebanyak 19 buah. Daerah perbukitan membentang di bagian timur dan selatan kota. Bukit – bukit yang terkenal dikota Padang di antaranya adalah Bukit lampu, Gunung Padang, Bukit Gado-gado, dan Bukit Pegambiran. 

 Ketinggian di wilayah daratan kota padang sangat bervariasi, yaitu antara 0 m sampai 1.853 m diatas permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah kecamatan Lubuk kilangan. Suhu udaranya cukup tinggi, yaitu antara 23°C - 32°C pada siang hari dan 22°C - 28°C pada malam hari, dengan kelembabannya berkisar antara 78% - 81%. Kota padang memiliki banyak sungai, yaitu 5 sungai besar dan 16 sungai kecil,dengan sungai terpanjang yaitu Batang Kandis sepanjang 20 km. Tingkat curah hujan kota Padang mencapai rata – rata 405, 58 mm perbulan dengan rata – rata hari hujan 17 hari perbulan. Tingginya curah hujan membuat kota ini cukup rawan terhadap banjir. b. Analisis Organisasi Kota padang sejak zaman kolonial Belanda telah menjadi pusat pendiidkan di Sumatera Barat. Tercatat pada tahun 1864, jumlah pelajar yang terdaftar di sekolah yang ada di kota ini sebanyak 237 orang. 

Untuk memberikan pelayanan dan kemudahan bagi siswa dan orang tua murid, pemerintah bekerja sama dengan UNP dan Telkom sejak 1 juli 2010 kembali menyelenggarakan penerimaan siswa baru online untuk sekolah negeri jenjang SMP dan SMA, dengan perbaikan pola dan sistem dibandingkan tahun sebelumnya. Saat ini, perguruan tinggi yang berada kota padang telah banyak salah satunya Universitas Andalas yang terletak di Limau Manis Kec. Pauh. 

Masalah sampah adalah masalah semua orang, termasuk di kecamatan pauh kota padang. warga sering kali membuang sampah sembarangan yang menyebabkan penyumbatan aliran sungai dan akhirnya dapat menyebabkan banjir. Pauh adalah sebuah kecamatan di kota padang, sumatera Barat, Indonesia. Sebelumnya wilayah ini masuk kedalam wilayah kabupaten Padang Pariaman, namun berdasarkan PP nomor 17 tahun 1980, sejak 21 Maret 1980 menjadi wilayah administrasi kota Padang, dengan kota kecamatan terletak di Pasar Baru ( kampus universitas andalas ). 

Kecamatan Pauh berada dalam jarak 6 km dari pusat kota dan berbatasan langsung dengan kabupaten solok. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan koto Tangah, selatan berbatasan dengan Lubuk Kilangan, Barat dengan Kecamatan Kuranji dan Padang Timur dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok. Areal hutan lindung dan hutan rakyat sangat dominan di kecamatan ini yang mlioputi 82 % dari total luas wilayah kecamatan, sisa sebagian besar berikutnya adalah areal persawahan, kebun dan ladang. Saat ini penduduk pauh bekerja paling banyak adalah berdagang dan pelayanan jasa ( penyedia jasa perumahan ). 

c. Analisis Peserta 

Daerah sekitar pauh terdapat satu perguruan tinggi yaitu Univesitas Andalas yang merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Sumatera Barat. Banyaknya mahasiswa di Universitas Andalas menuntut peningkatan pelayanan jasa,salah satu pelayanan jasa yang terlihat menonjol adalah penyediaan rumah bagi para mahasiwa. Meski pemerintah telah menyediakan jasa pengumpulan sampah namun didaerah sekitar Pauh masih saja terlihat pemandangan yang tak sedap mata dimana sampah bertebaran dimana-mana. 

Baik penduduk setempat maupun mahasiswa pendatang jarang mereka tidak mempedulikan lingkungan sekitar bahkan mereka sering menjadi pelaku mencemaran lingkungan. Sampah yang betebaran dimana – mana selain tak sedap dipandang juga menimbulkan penyakit dan tersumbatnya saluran drainase sehingga menimbulkan banjir dan pengolahan sampah rumah tangga tidak lah sulit yang sulit adalah memberikan pemahaman kepada mereka bagaimana pentingnya menjaga lingkungan. 

 2. TUJUAN PELATIHAN 
a. Tujuan Umum : Memberikan pemahaman kepada masyarakat cara pengelolaan sampah rumah tangga 
b. Tujuan khusus : 
 - Masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan. 
- Masyarakat dapat mengelola sampah rumah tangga.
 - Masyarakat mampu menghasilkan pendapatan dari pengolahan sampah rumah tangga. 

3. FOKUS PELATIHAN 
Masyarakat mengetahui cara pengolahan sampah rumah tangga sehingga menambah pendapatan dan mengurangi dampak resiko dari sampah. 

 4. POKOK BAHASAN 
 Sampah warga sama seperti sampah-sampah kota pada umumnya. Sampah ini bercampur antara sampah organik dengan sampah non organik. Warga belum memiliki kesadaran untuk memisahkan antara sampah organik dengan sampah non organik. Sampah-sampah ini dikumpulkan setiap dua hari sekali oleh petugas sampah. Sampah warga didominasi oleh sampah-sampah non organik. Sampah non organik yang paling banyak adalah sampah plastik. Sampah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu sampah non organik dan sampah organik. 

Dari setiap kelompok ini berdasarkan bisa tidaknya didaur ulang dapat dikelompokkan menjadi bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Lihat gambar di bawah ini:
Contoh kelompok sampah tersebut adalah sebagai berikut : 
a. Sampah Organik Bisa Didaur Ulang: kertas, kardus, koran, majalah, dll 
b. Sampah Organik Tak Bisa Didaur Ulang: sisa makanan, daun, sisa sayuran, dll. 
 c. Sampah Non-organik Bisa Didaur Ulang: logam (besi, alumunium, tembaga), botol, bekas botol minuman, kaleng, plastik, kaca, dll. 
d. Sampah Non-organik Tak Bisa Didaur Ulang: plastik yang tidak bisa diaur ulang, baterai bekas, dll. Sampah-sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun non-organik bisa dijual. Saat ini sudah ada pengepul barang-barang bekas yang datang ke lokasi pengelolaan sampah ini. 

Dalam satu minggu minimal mereka bisa mendapatkan dana tambahan Rp. 50.000 dari barang bekas daur ulang ini. Satu bulan berarti kira-kira Rp. 200.000. Jumlah ini justru lebih tinggi nilainya daripada pengolahan sampah organik menjadi kompos. Sedangkan sampah non-organik yang tidak bisa didaur ulang seharusnya dibakar. Namun, saat ini mereka belum memiliki incinerator untuk membakar sampah. Jika sampah ini dibakar langsung akan diprotes warga, karena asapnya ke mana-mana dan masuk ke rumah-rumah warga. Dengan incinerator, cerobong bisa dibuat tinggi sehingga asap bisa langsung ke udara. 

Selain itu pembakaran bisa berlangsung sempurna dan mengurangi pencemaran udara. Sampah organik diolah menjadi kompos. Kompos dapat diolah lagi menjadi pupuk organik untuk dijual. Atau digunakan sendiri untuk menanam tanaman hias, tanaman apotik hidup, atau tanaman sayuran/buah-buahan. 

5. SUB POKOK BAHASAN 
a. Membangun pengetahuan masyarakat mengenai proses pengelolaan sampah rumah tangga
 b. Mengembangkan keterampilan dalam pengolahan sampah menjadi suatu produk 

 6. TOPIK PELATIHAN “ Proses Pengelolaan Sampah “ 

 7. MATERI PELATIHAN 
a. Bahan Ajar Pelatihan 
Proses pengelolaan sampah
 - Pengumpulan sampah warga 
- Sortasi sampah 
- Pengomposan 

b. Metode Pelatihan
 - Demonstrasi dimana peserta langsung melihat keadaan sampah sekitar tempat pelatihan dan langsung melakukan pengumpulan dan pengolahan sampah. 
- Ceramah dimana pelatih memberikan pengetahuan mengenai sampah dan pengelolaannya sebelum mempraktekkannya. 
- Diskusi kelas dimana peserta bersama-sama menganalisis keadaan dan permasalahan sehingga mendorong keaktifan dan partisipasi peserta 

 c. Media Pelatihan 
- Kata-kata atau tulisan untuk mempresentasikan beberapa materi pelatihan terkait pengelolaan sampah 
- Film ditujukan untuk memperlihatkan cara pengelolaan sampah yang sudah diterapkan di daerah lainnya 
- Demonstrasi dengan melakukannya langsung pelatih dan peserta 
- Benda asli yaitu bentuk produk hasil pengolahan sampah tersebut sehingga menambah keinginan peserta untuk ikut pelatihan. 
Ex : Sampah ( organik, non-organik yang bisa didaur ulang atau tidak ), gunting , baskom , tong sampah.

d. Waktu dan Tempat Pelatihan 
Pelatihan direncanakan selama 4 hari yaitu pada tanggal 20-23 Juni 2013. Dimana pada hari pertama, dilakukan survey terlebih dahulu untuk mendata peserta yang akan ikut pelatihan pengelolaan sampah ini, butuh waktu sekitar 4 jam. Pada hari kedua, pemberian materi mengenai Proses pengelolaan sampah mulai dari Pengumpulan sampah warga, Sortasi sampah dan Pengomposan dalam waktu 2-3 jam dengan diskusi kecil dengan peserta. Selanjutnya pada hari ketiga, pelatihan dilakukan dengan praktek langsung kelapangan yaitu pengumpulan sampah dan pendaur ulangan sampah sehingga mnghasilkan suatu produk atau keterampilan peserta, membutuhkan waktu 8 jam. 

Pada hari terakhir , dilakukan evaluasi terhadap pelatihan bersama peserta terkait pelatihan yang sudah dilakukan, dimana akan dilakukannya diskusi bersama peserta (evaluasi) terkait kendala ataupun tanggapan peserta terhadap pelatihan tersebut, dibutuhkan waktu selama 2-3 jam. Pelatihan ini akan dilaksanakan di salah satu rumah peserta pelatihan, dimana terdapat cukup banyak sampah disekitarnya untuk memudahkan dalam memperoleh sampah yang nantinya akan diolah kembali (daur ulang). 

 8. SASARAN PELATIHAN 
Sasaran dari pelatihan ini adalah masyarakat yang berada di sekitar daerah pauh, limau manis, padang dan lebih diutamakan kepada ibu-ibu atau bapak-bapak yang mempunyai penghasilan rendah karena pelatihan ini ditujukan untuk dapat menghasilkan suatu produk yang nantinya dapat dijual sehingga menambah pendapat masyarakat (peserta). Jumlah peserta sasaran pelatihan ini adalah 20 orang untuk satu sesi pelatihan (4 hari pelatihan) dan akan dibagi menjadi 5 kelompok dengan anggota 4 orang/kelompok.

 Hal ini dilakukan karena mengingat efektivitas pelatihan yang ingin dicapai, sehingga jika peserta lebih sedikit maka semakin efektif suatu pelatihan itu dilakukan karena tidak butuh ruang yang cukup besar pada saat penyampaian materi, tidak mengalami kesulitan dalam memberikan pelatihan nantinya. Selain itu, dengan jumlah peserta 20 orang diharapkan materi yang disampaikan dengan berbagai metode dan media tersebut dapat diterima dengan baik oleh peserta sehingga tujuan dari pelatihan itupun dapat terpenuhi. 

 9. EVALUASI 

Evaluasi adalah suatu tindakan yang dilakukan baik sebelum ataupun sesudah pelatihan dilakukan. Evaluasi ditujukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pelatihan yang telah dilakukan, terkait beberapa pertanyaan evaluasi yaitu : 
- Apakah peserta sudah paham terkait materi yang disampaikan mengenai pengelolaan sampah tersebut ? 
- Apakah pelatihan menimbulkan semangat dan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam menerapkan materi pelatihan tersebut ? 
- Apakah peserta sudah bisa melakukan pengelolaan dan pengolahan sampah secara mandiri ataupun kelompok ?
 - Apakah pelatihan bermanfaat bagi peserta ?

Posting Komentar

0 Komentar