HENDRI SONI “Kewalahan Memenuhi Permintaan Pasar”




Latar belakang sebagai sarjana pertanian dan pernah bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit, tak membuat Hendri Soni atau lebih akrab disapa Boy berpuas diri. Walau telah berkelana dari berbagai provinsi namun keinginan untuk membangun kampung sepertinya lebih kuat.
Berbekal ilmu yang diperoleh di perguruan tinggi dan ditambah dengan pengalaman lapangan, membuat Boy makin “berisi” sehingga dari dinas pertanian provinsi diangkat menjadi salah seorang petani pakar yang mendampingi sejumlah petani organik lainnya di sumatera Barat. Tidak jauh beda dengan pengalaman petani pakar lain, dari awal bergerak di bidang pertanian organik sering menuai cibiran dan cemoohan para petani lain di sekitarnya.
Nmun berkat keultan dan kegigihannya, lambat laun petani yang mencibir berbalik arah dan mengikuti jejak langkah yang diambilnya. Malahan dalam perjalanan waktu, Boy sempat menurus  kelompok tani yang berkembang tak hanya mengusahakan budidaya tanaman saja tai juga mengembangkan bidang peternakan.
Saat ini disamping melakukan pendampingan terhadap sejumlah kelompok tani organik di Kabupaten Agam, Boy juga membuka pasar bagi produk yang dihasilkannya. Sehingga dengan sendirinya, para petani tidak lagi khawatir tentang peluang pasar. Hal ini penting mengiingat, berapapun hasil panen yang mereka hasilkan klaau tidak ada pasar yang pasti, maka petani akan enggan untuk melakukan budidaya denngan pola tersebut. Pasar yang beliau buka tidak hanya di sumatera Barat namun sudah sampai luar provinsi.
Berkat semakin kenalnya masyarakat terhadap produk pertanian organik ini, menurut pengakuan Boy saat ini malah agak kewalahan untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin membludak. Kenyataan ini tak terlepas dari promosi yang gencar dari Dinas Pertanian Sumbar untuk mengedukasi masyarakat tentang perlunya mengkonsumsi makanan sehat terutama yang berasal dari produk organik.
Untuk mengantisipasinya, secara skala pendampingan yang dilakukan Boy di wilayah agam, beliau dipacu untuk memperbanya luasa lahan organik serta menambah kelompok tani yang bersertifikat. Hal ini mengingat, dengan makin banyaknya permintaan maka ketersediaan produk juga harus mengimbangi, karena dengan minimnya komoditas yang dijual akan berakibat pada kekecewaan konsumen. Dewasa ini  menurut Boy, di Kabupaten Agam telah ada enam kelompk tani yang bersertifikat dan proses penyerahan sertifikat itu telah dimulai sejak 2010 dua kelompok dan 2012 dan 2013 masing-masing dua kelompok tani.
Diharapkannya, dengan makin banyaknya kelompok tani yang bersertifikat organik maka ketersediaan produk yang berlabel organik makin terjaga. Sehingga kontiniutas suplay barang dengan sendirinya juga dapat terpenuhi. Dengan kenyataan ini, maka membantah kekhawatiran yang selama ini menghantui petani.

BERIKUT BEBERAPA PROFIL PETANI DI SUMATERA BARAT : JAFRINAL, MENHENRI, HESRI YELDI, HENDRI SONI, SUGIHARTI, DEWI KARLINA, KASMAN, FAUZI, dan INDRA MERDI.

Posting Komentar

0 Komentar