TEORI KELOMPOK
1. Definisi Kelompok
Pengertian kelompok cukup bervariasi tergantung pada sudut pandang para ahli yang mendefinisikannya. Adapun sudut pandang dari beberapa ahli antara lain meliputi pandangan yang mendasarkan pada persepsi, motivasi, tujuan kelompok, organisasikelompok, interdependensi dan interaksi. Berikut ini ada beberapa pengertian kelompok menurut beberapa ahli :
Menurut Homans (1950), kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
Mayor Polak (dalam Abdul Syani, 1987:98) menguraikan tentang pengertian kelompok berdasarkan persepsi bahwa kelompok atau grup merupakan sejumlah orang yang ada dalam hubungan antara satu sama lain dan antara hubungan itu bersifat sebagai sebuah struktur.
Johnson dan Johnson (dalam Sarwono, 2005:4-5) mendefinisikan kelompok sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi melalui tatap muka (face to face interaction), dan masing-masing menyadari keanggotaannya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan anggota kelompok lainnya, masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.
Soerjono Dirdjosisworo (1981:47) menyatakan bahwa kelompok adalah individu-individu yang hidup bersama dalam satu ikatan, yang dalam satu ikatan terjadi interaksi sosial dan ikatan organisasi antar anggota masing-masing kelompok sosial.
Menurut Wiraatmadja (1973:64) kelompok adalah suatu kumpulan manusia yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan pola interaksi yang nyata dan dapat membentuk satu kesatuan.
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok adalah kumpulan dari dua individu atau lebih yang saling berinteraksi, saling bergantung, yang saling bergabung, serta saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa di dalam kelompok mempunyai hal-hal berikut :
v Sekelompok orang (dua atau lebih)
v Mempersepsi dan dipersepsi sebagai satu kesatuan
v Ada interaksi antaranggota
v Ada saling ketergantungan satu sama lain
v Memiliki tujuan bersama
v Anggota kelompok merasa dirinya sebagai bagian dari kelompok
2. Kelompok atau Organisasi di Masyarakat
Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial anatar kelompok, dan kesadaran jenis menjadi empat macam anatara lain :
a. Kelompok statis, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.
b. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.
c. Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-lain.
d. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.
Berdasarkan interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada, kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:
a. Kelompok primer, merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan, sedangkan menurut Goerge Homan, kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya, keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
b. Kelompok sekunder, Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektif. Misalnya, partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
c. Kelompok formal, Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok informal, Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok. Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya, kelompok arisan dan sebagainya.
Klasifikasi kelompok menurut cara terbentuknya
a. Kelompok semu, terbentuk secara spontan. Contohnya Crowd (kerumunan), Publik, dan Massa. Ciri-ciri kelompok semu : tidak direncanakan, tidak terorganisir, tidak ada interaksi secara terus menerus, tidak ada kesadaran berkelompok, dan kehadiran tidak konstan
b. Kelompok nyata, mempunyai beberapa ciri khusus sekalipun mempunyai berbagai macam bentuk, kelompok nyata mempunyai 1 ciri yang sama, yaitu kehadirannya selalu konstan. Ciriciri Kelompok Nyata yaitu (1) Kelompok Statistical Group (dijadikan sasaran penelitian oleh ahliahli ststistik untuk kepentingan penelitian), (2) Societal Group / Kelompok Kemasyarakatan (yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, seperti jenis kelamin, warna kulit, kesatuan tempat tinggal, tetapi belum ada kontak dan komunikasi di antara anggota dan tidak terlihat dalam organisasi), (3) Kelompok sosial / social groups (masyarakat dalam arti khusus yang terbentuk karena adanya unsurunsur yang sama seperti tempat tinggal, pekerjaan, kedudukan, atau kegemaran yang sama. Kelompok sosial memiliki anggotaanggota yang berinteraksi dan berkomunikasi secara terus menerus. Contoh : ketetanggaan, teman sepermainan, teman seperjuangan, kenalan, dan sebagainya), serta (4) Kelompok asosiasi / associational group (kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal).
Klasifikasi menurut erat longgarnya ikatan antar anggota :
a. Gemeinschaft / paguyuban, merupakan kelompok sosial yang anggotaanggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah dan kekal. Ferdinand Thonies membagi menjadi 3 bagian : Gemeinschaff by blood (Paguyuban karena adanya ikatan darah). Contohnya : trah, kerabat, klien 2. Gemeinschaft of place (Paguyuban karena tempat tinggal berdekatan). Contoh : RT, RW, Pedukuhan, Pedesaan 3. Gameinschaft of mind (Paguyuban karena jiwa dan pikiran yang sama). Contoh: kelompok pengajian, kelompok mahzab (Sekte).
b. Gesselschaft / patembangan, merupakan ikatan lahir yang bersifat kokoh untuk waktu yang pendek, strukturnya bersifat mekanis dan sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Contoh : ikatan antar pedagang, organisasi dalam sebuah pabrik.
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Solidaritas Antar Anggota (Emile Durkhein)
a. Solidaritas mekanik, solidaritas yang muncul pada masyarakat yang masih sederhana dan diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal adanya pembagian kerja diantara para kelompok.
b. Solidaritas organik, Solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan telah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota
Klasifikasi Kelompok Berdasarkan Identiikasi Diri
a. In-Group, Kelompok sosial dengan mengidentikasi dirinya.
b. Out-Group, Kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.
Membership group dan Reference Group
a. Membership groupmerupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
b. Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Kelompok Okupansional dan Volunter
a. Kelompok okupansional, merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis, misalnya muncul kelompok seprofesi.
b. Kelompok volunter, mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya tadi.
3. Keterlibatan dan Manfaat Kelompok Bagi Anggota
Menurut Burn (2004),kelompok memiliki tiga manfaat,yaitu :
v Kelompok memenuhi kebutuhan individu untuk merasa berarti dan dimiliki.
v Kelompok sebagai sumber identitas diri.
v Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita.
v Selain itu, ada manfaat lain yang cukup mendasar yang membuat individu betah berkelompok,yakni dukungan untuk mencapai tujuan individu.
Kelompok, bagi anggotanya, dapat berfungsi sebagai (Schein,1980,Robbina, 1988):
v Fungsi Kelompok sebagi pemenuh kebutuhan para anggotanya
Kelompok dapat mengurangi rasa ketidakamanan, ketidakpastian. Kelompok menimbulkan rasa mampu mengatasi ancaman terhadapdirinya. Tenaga kerja yang baru mudah mengatso ancaman terhadap diirmya. Tenaga kerja yang baru mudah merasa diisolasi dan memerlukan bantuan, emnginginkan kepastian. Kelompok dapat memberikan rasa kepastian pada diiri seseorang.
Kelompok dapat memenuhi kebutuhan akan afiliasi dan kenginna untuk berhubungan dengan orang lain, akan rasa diperhatikan dan diterima oleh kelompok. Sekaligus tenaga kerja dapat merasakan bahwa harga dirinya diperhatikan. Kelompok juga memberikan status sosial pada dirinya. Anggota Kelompokkerja yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan bagi perusahaabbya dan telah berhasil memberikan produk-produk yang baru dan merasa mempunyai status yang dinilai tinggi dan penting.
Kelompok juga memberikan pemenuhan terhadap kebutuhan akan kekuasaan. Berdasarkan upaya yang dapat dilakukan bersama-sama dengan anggota kelompok lain timbul rasa memiliki kekuasaan tertentu untuk dapat merealisasi apa yang diinginkan kelompok. Kelompok dapat menentukan tinggi produktivitas yang diinginkan, kelompok dapat melakukan pemogokan bila dirasakan perlu, kelmpok dapat menentukan mutu dari hasil kerja mereka.
Anggota kelompok merasa memiliki kekuasaan tertentu karena merasa ditunjang oleh anggota-anggota kelompok lainnya.
Kebutuhan untuk berprestasi dapat ditimbulkan dan dipenuhi oleh kelompok. Kelompok dapat merangsang anggotanya untuk mencapai prestasi yang bermutu dan dapat memenuhi keingininan mereka unyuk dapat berprestasi yang tinggi.
v Fungsi Kelompok sebagai Pengembang, Penunjang da Pemantap dari Identitas dan Pemelihara dari Harga Diri
Dalam bekerja anggota memperoleh identitasnya dari kelompok kerjanya. Anggota kelompok kerja memperoleh identitasnya dari kelompok kerja pabrik, kelompok kerja auditor, kelompok kerja ketenagakerjaan, dan sebagainya. Identitas kelompok kerja dikembangkan berdasarkan tugas pekerjaannya untuk menunjang dan memantapakan identitas setiap anggota kelompoknya. Selanjutnya identitas anggotanya memilihara harga diri mereka.
v Fungsi Kelompok sebagai Penetap dan Penguji Kenyataan/Realitas Sosial
Melalui diskusi dengan orang lain dan pengembangan dari perspektif dan konsensus, kita dapat mengurangi ketidakpastian dalam lingkungan social kita. Jika misalnya beberapa tenaga kerja merasa bahwa penyelia mereka merupakan orang yang keras yang menuntut terlalu banyak dari tenaga kerjanya, maka pandangan ini tdapat dianggap sebagai realitas oleh anggota kelompok lainnya dan mereka dapat menentukan strategi bagaimana mereka dalam kelompok mempersepsika sesutau dan menguji sesuatu sebagai kenyataan atau realitas. Persepsi kelompok memberikan kepastian kepada para anggota kelompok lepas dari benar tidaknya, tepat tidaknya pandangan tersebut. JIka kelompok menganggap suatu keadaan sebagai nyata, maka keadaan tersebut nyata dan akan menimbulkan akibatnya yang nyata.
v Fungsi Kelompok sebagai Mekanisme Pemecahan Msalah dan Pelaksanaan Tugas
Setiap tenaga kerja dalam melaksanakan tugas pekerjaannya akan menemui kesulitan, menemui masalah yang bersifat perorangan dapat juga yang bersangkutan dengan pelaksanaan tugas oleh seluruh kelompok. Kelompok dapat membantu memecahkan masalah, yang dialamai salah seorang anggotnya, para anggota kelompok dapat saling mengisi dalam usaha dan sumbangan mereka memecahkan masalah kelompoknya. Misalnya kelompok gugus kendali mutu memecahkan masalah kelompok secara bersama-sama
TEORI SISTEM SOSIAL
( Kelompok dan Organisasi Sebagai Sistem Sosial)
Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan untuk mendirikan, untuk menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang menjadi kesatuan atau kebulatan yang kompleks. Sistem sosial dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan dari unsur-unsur sosial yang berkaitan dan berhubungan dari satu sama lain, dan saling pengaruh dan mempengaruhi, dalam kesatuan. Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut sebagai sitem sosial.
Sistem sosial adalah sejumlah kegiatan hubungan timbal balik yang kurang lebih bersifat konsisten. Sistem sosial menciptakan manusia untuk mempengaruhi perilaku manusia. Dalam sistem sosial hubungan timbal balik terjadi antara masyarakat, organisasi dan kelompok sosial. Dalam masyarakat terjadi interaksi dan juga terdapat fakta eksternal yang bersifat memaksa seperti norma hukum.
Kelompok bisa dipandang sebagai suatu sistem sosial. Namun yang penting dan perlu dibayangkan adalah adanya interaksi antar orang-orang dalam kelompok tersebut. Interaksi dapat diartikan sebagai bentuk kerjasama, tolong-menolong, persaingan, permusuhan atau persahabatan. Terdapat sepuluh unsur sistem sosial yang dapat kita jadikan pisau analisis untuk mendiagnosa penyakit suatu sistem sosial (Slamet, 2010).
a) Tujuan
Setiap kelompok harus punya tujuan, karena dibentuknya kelompok untuk mencapai tujuan. Tujuan adalah segala sesuatu yang ingin dicapai/dimiliki. Sebagai manusia kita memerlukan banyak hal yang harus dicapai baik sendiri maupun secara berkelompok. Contoh: tujuan dalam membentuk kelompok tani harus jelas dan diketahui oleh masing-masing anggota sehingga mereka saling bekerjasama untuk mewujudkan tujuan tersebut.
b) Keyakinan (Belief)
Keyakinan adalah “pengetahuan atau aspek kognitif yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok, yaitu segala sesuatu yang dianggap benar oleh sistem sosial. Keyakinan sosial dan kepercayaan publik secara luas akan muncul apabila masyarakat sudah melihat bukti dan merasakan manfaatnya. Keyakinan-keyakinan seperti itu harus dimiliki oleh anggota-anggota sistem sosial karena keyakinan dapat berfungsi sebagai perekat sistem sosial.
c) Sentimen
Sentimen adalah perasaan-perasaan dan emosi yang ada dalam kelompok. Kata sentimen diartikan sebagai perwujudan dari perasaan (sentimentil). Sentimen, emosi, feelling seseorang secara garis besar apakah seseorang itu senang atau tidak senang terhadap sesuatu. Dalam sistem sosial, setiap anggota harus mempunyai perasaan yang sama terhadap suatu hal. Dengan lain perkataan mereka harus punya kesan yang sama terhadap sesuatu. Contoh: suami istri harus punya perasaan yang sama terhadap anak.
d) Norma
Norma adalah perilaku standar yang dapat diterima oleh sistem sosial. Norma masing-masing kelompok berbeda. Tiap kelompok/sistem sosial menganut norma-norma tertentu. Norma adalah suatu ketentuan tentang mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Bila tidak ada norma maka kehidupan ini akan kacau balau. Contoh: norma berpakaian.
e) Sanksi
Sanksi berkaitan dengan sistem penghargaan atau hukuman yang dianut oleh kelompok sosial tertentu. Bagi yang melanggar norma apa sanksinya, sebaliknya bagi yang berprestasi, apa penghargaannya. Norma adalah peraturan yang tidak tertulis dan dimiliki masyarakat tertentu. Norma dan sanksi adalah pasangan yang perlu ada dalam kelompok sosial. Namun yang penting adalah bagaimana sanksi dan norma ini diterapkan dengan baik.
f) Peran-Kedudukan
Peranan-kedudukan perlu diatur karena adanya kedudukan yang berbeda seperti: ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lain. Pada setiap kedudukan melekat seperangkat peranan yang harus dilakukan. Contoh: Lurah adalah suatu kedudukan, melekat pada kata “Lurah” ada peranan mengatur masyarakat dan melaksanakan tugas pemerintahan di desa.
g) Kekuasaan (Power Autority)
Kekuasaan adalah suatu kewenangan mengontrol atau mengendalikan orang lain dan kewenangan mengambil keputusan. Ini adalah dua hal yang harus ada dalam sistem sosial. Siapa yang berwenang mengendalikan orang lain? Siapa yang mengambil keputusan? Bila setiap orang mempunyai perilaku yang berbeda-beda, maka sistem sosial tidak akan baik. Oleh sebab itu, agar sistem sosial berjalan baik dan tertib, maka perlu ada yang mengendalikan.
h) Jenjang Sosial (Social-Rank)
Di dalam masyarakat, baik adat maupun modern, selalu ada perbedaan kedudukan atau jenjang sosial. Pada masing-masing jenjang sosial tercermin kedudukan dan melekat prestise. Contoh: seorang mandor tentu akan mendapatkan gaji yang lebih besar dari tukang, seorang tukang tentu gajinya akan lebih besar dari seorang kuli. Contoh: Prajurit terbuka untuk menjadi Bintara, ini berarti ada kemungkinan untuk naik jenjang. Namun sebaliknya, jika seorang Kolonel tidak tahu bahwa dia memungkinkan untuk menjadi Jenderal maka dalam kerjanya dia tidak akan termotivasi. Jika seseorang sudah mencapai puncak harapannya, tentu harus mencari motivasi yang lain.
i) Fasilitas
Setiap sistem sosial punya tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan fasilitas. Fasilitas ini adalah semua hal yang bisa memudahkan pencapaian tujuan atau wahana mewujudkan tujuan kelompok. Masalahnya sekarang, ada atau tidak fasilitas untuk mencapai tujuan.
j) Tekanan dan Ketegangan
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yang cermat dan terukur akan dapat mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
Organisasi Sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
Menurut Berelson dan Steiner (1964) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
b. Hierarki, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
c. Besarnya dan kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
d. Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas. Dalam hal ini, kegiatan operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
e. Memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
f. Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Tabel Perbedaan Kelompok Sosial dengan Organisasi Sosial
No | Kelompok sosial | Organisasi sosial | |
1. | Faktor pembentuk | Kesamaan dan kedekatan | Alasan sosial dan alasan material |
2. | Visi dan misi | Tidak jelas | Jelas |
3. | Pembagian kerja | Tidak jelas | Jelas |
4. | Norma / aturan | Tidak tertulis | Tertulis |
5. | Hierarkhi / struktur | Tidak ada | Ada |
6. | Sifat keanggotaannya | Non formal | Formal |
7. | Interaksi | Intensif | Berdasarkan aturan-aturan tertentu |
Identifikasi Kelompok dan Organisasi dalam Masyarakat
Tabel Kelompok dan Organisasi dalam Masyarakat.
Kelompok | Organisasi |
1. Kelompok teman bermain 2. Kerabat 3. Fans Club 4. Kelompok pecinta puisi | 1. OSIS 2. Sekolah 3. Partai Politik 4. PSSI 5. Koperasi 6. LSM 7. Ormas |
Daftar pustaka
Slamet M. 2010. Materi kuliah manajemen kelompok dan organisasi. Bogor. Disampaiakan pada pamasiswa S2 program studi ilmu penyuluhan dan pembangunan sekolah pasca sarjana ipb, maret april 2010
0 Komentar