Cyber extension tidak hanya sebagai nama sebuah website, tapi lebih dimaknai sebagai suatu program terobosan dalam penyediaan informasi pertanian melalui media online.
Mulai tahun 2009, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian telah memfasilitasi media online yang dinamakan cyber extension. Layanan informasi tersebut awalnya beralamat di www.cyberextension.web.id yang kemudian berubah menjadi http://cybex.deptan.go.id. Perubahan tersebut dimaksudkan agar layanan informasi mudah diingat dan memberi ruang gerak yang lebih leluasa terhadap program cyber extension yang digagas oleh Kementerian Pertanian. Cyber Extension tidak lagi hanya sebagai nama sebuah website, tapi lebih dimaknai sebagai suatu program terobosan dalam penyediaan informasi pertanian melalui media online.
TANTANGAN BAGI PARA PENYULUH
Bagi sebagian besar petani, layanan informasi melalui media online nampaknya masih memerlukan proses panjang, karena akses petani terhadap internet masih terbatas. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa sudah ada petani petani yang sudah biasa mengakses cyber extension. Jadi kalau tanpa upaya terobosan, pemanfaatan layanan media online tersebut oleh para petani akan berjalan lambat. Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian seyogyanya mampu menjadi jembatan antara layanan informasi melalui media online yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian dengan petani sebagai pengguna teknologi. Dengan demikian kehadiran layanan informasi yang telah disediakan oleh BPPSDMP yang disebut cyber extension, semestinya disikapi sebagai tantangan baru bagi penyuluh pertanian untuk menguasai keterampilan komputer dan pemanfaatan internet.
Sangat ironis kalau pelaku utama maupun pelaku usaha yang menjadi sasaran penyuluhan, lebih dulu sudah banyak yang mampu memanfaatkan internet ( terutama para petani muda), sedangkan penyuluh pertaniannya masih asing dengan dunia internet. Saat ini telah banyak sarana teknologi informasi yang dapat diakses petani mulai dari yang hanya untuk berkomunikasi, mencari informasi, sampai bertransaksi bisnis. Apalagi dengan munculnya hp smart phone yang dilengkapi dengan fasilitas akses internet dan jejaring sosial telah memberikan peluang yang lebih besar bagi petani untuk berselancar di dunia maya untuk mendukung usaha taninya.
Bukti konkrit yang dapat disampaikan adalah kasus Bapak Suhendar, seorang petani yang juga sebagai Ketua Gapoktan Mukti Jaya Giri di Kecamatan Pecet, Cianjur yang hingga agustus tahun 2010 belum pernah mengakses internet melalui komputer, setelah memperoleh pelatihan pemanfaatan teknologi informasi di Balai Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan dan Hortikulturan (BPBTPH) Kecamatan Pacet pada agustus 2010, telah membuatnya tertarik karena menyadari bahwa teknologi informasi dapat mempercepat komunikasi, akses, dan berbagi informasi/pengetahuan.
Dengan merasakan manfaatnya tersebut, pada tahun 2011 Suhendar kemudian membeli notebook dilengkapi dengan modem, dan saat ini sudah biasa berselancar mencari informasi dan bertransaksi bisnis maupun mengembangkan jaringan untuk pengembangan usaha kelompoknya melalui media online.
Selanjutnya informasi yang diperoleh tersebut dapat dilihat bersama dan disebarluaskan kepada anggota kelompoknya. Pada tahun 2012 dengan didampingi oleh THL TBPP dari BPBTPH Kecamatan Pacer, Suhendar telah memiliki blog sederhana yang saat ini masih terus dikembangkan. Suhendar dengan anggota kelompoknya telah merasakan manfaat cyber extension khususnya dalam mengembangkan jaringan, promosi usaha, dan transaksi bisnis bidang pembibitan kentang. Dengan cara ini, menyebabkan Suhendar tidak mampu memenuhi permintaan pasar karena keterbatasan modal yang dimiliki.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Deny anggota kelompok tani Karya Bhakti, Desa Rancaklong, Kecamatan Rancaklong, Sumedang. Menurut pengakuannya, dia telah terbiasa mengakses internet dengan menggunakan modem miliknya, mengirim berita melalui email, browsing, menyimpan file dalam laptopnya maupun mencetaknya. Menurut dia untuk memasarkan bisnisnya yang berupa jangung manis dan dagagan lainnya, harga dipasaran dapat diminitor via internet. Jadi ia merasakan bahwa internet sangat membantu usahataninya.
Selain keterampilan dasar komputer, pengelolaan informasi melalui media online membutuhkan keterampilan yang memadai diantaranya pengetahuan tentang peralatan koneksi internet, cara membuat website/blog, cara posting, editing, cara mempercantik tampilan website/blog dan keterampilan-keterampilan lain yang berdasar pada preferensi pembuat dan terutama preferensi pemanfaatan layanan. Sepintas keterampilan yang diperlukan sepertinya sulit dipelajari, namun pada kenyataannya hal tersebut dapat dipelajari sendiri dengn mudah.
Lebih lanjut, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pengembangan cyber extension ke depan yaitu :
1. Dengan berkurangnya jumlah penyuluh karena pensiun maupun alih status, penyebaran informasi melalui internet dirasakan sangat efisien karena tanpa kehadiran penyuluh ke kelompok tani penyuluhan tetap dapat dilakukan melalui media elektronik tersebut, yang sudah dicetak dapat langsung dipergunakan oleh petani atau kelompok tani melalui pendampingan.
2. Adanya informasi berupa materi penyuluhan yang disediakan para pihak diluar penyuluh pertanian, hal tersebut menjadi tantangan bagi para penyuluh, apabila informasi tersebut kurang bisa dipertanggung jawabkan sehingga merugikan bagi para petani. Dalam hal ini penyuluh pertanian ditantang untuk meluruskan berbagai penyimpangan informasi yang ada di media online. Sehatusnya informasi yang dimuat dalam media online teknologi-teknologi sudah direkomendasikan oleh badan litbang pertanian,
3. Lambannya peningkatan pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam pengelolaan cyber extension.
4. Banyak penyedia informasi dengan fitur-fitur menarik dan komunikatif. Konsekuensi dari hal tersebut pelaku penyuluhan melalui media online dituntut untuk mampu mengemas materi penyuluhan dalam bentuk yang menarik, isinyapun harus benar dan sesia dengan rekomendasi Badan Litbang.
5. Perlu dicitakan iklim yag menggairahkan penyuluh untuk melakukan penyuluhan melalui media online (lomba web/blog, dll).
6. Perlu panduan dari Kementerian Pertanian tentang cara-cara penyuluhan melalui media online yang dilakukan oleh penyuluh pertanian.
Pemanfaatan media online oleg pengguna sangat ditentukan oleh kemanfaatan materi, kualitas tulisan, dan daya tarik desain website/blog. Ini berarti penyuluh pertanian juga dituntut untuk mamu mngidentifikasi kebutuhan materi yang akan disajikan, keterampilan menyajikan materi (menulis untuk membaca) dan keterampilan lain sesuai dengan tuntutan pembaca.
Kementerian pertanian pernah menyelenggarakan lomba/penilaian terhadap website yang dikelola instansi lingkup pertanian. Kalau ingin mengikuti lomba website, maka penyuluh pertanian dituntut menguasai keterampilandalam menulis di media online dan membuat serta mengelola web/blog bukan merupaka keterampilan yang berdiri sendiri, tetapi juga menuntut keterampilan lain seperti :
· Keterampilan dalam mengunduh dan mengunggah file pada berbagai penyedia layanan
· Keterampilan dalam melakukan editing file gambar (cropping, resizing, dll)
· Keterampilan dalam membuat dan mengedit video (cropping, convertinng, dll), keterampilan dalam membuat dan mengedit file animasi, dll.
Pelatihan bagi penyuluh pertanian seringkali difasilitasi oleh pemerintah, namun demikian karena berbagai keterbatasan yang dimiliki pemerintah maka keterampilan mengelola web/blog menuntut penyuluh pertanian melakukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara swadaya.
Selain itu materi pelatihan tidak selalu mampu memenuhi kebutuhan penyuluh pertanian, termasuk pelatihan membuat web/blog yang masih harus menunggu waktu, tetapi harus ada usaha. Kuncinya adalah bagaimana kita mampu menggunakan internet dan memanfaatkan mesin pencari (layanan perambahan seperti google, mozilla, dll) dengan baik.
PELUANG CYBER EXTENSION
HAMBATAN CYBER EXTENSION
PELUANG CYBER EXTENSION
HAMBATAN CYBER EXTENSION
0 Komentar