I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung merupakan sumber karohidrat terbesar setelah tanaman padi. Di dalamnya juga terdapat kadar protein dan mineral yang sangat berfungsi untuk pembangun tubuh. Indonesia merupakan Negara yang termasuk cukup besar dari pengekspor tananaman jagung ini. Karena masyarakat Indonesia sebagian besar yang bermata pencaharian mengusahakan usaha tani untuk tanaman pangan dan hortikultura. Termasuk juga ke dalmnya tanaman jagung.
Jagung biasanya ditanam bergantian dengan padi di areal persawahan. Komoditi jagung mempunyai prosppek yang lumayan baik bagi petani dalam melakukan suatu kegiatan usahatani. Hal ini dikarenakan jagung, merupakan tanaman yang dapat ditanam tanpa membutuhkan air yang banyak. Sehingga, saat musim kemarau kegiatan pertanian petani tidak terputus. Petani, dapat memanfaatkan jagung untuk kegiatan usahatani. Dalam, kigiatan usahatani tentu diperlukan sutau analisa usahatani agar petani tidak mengalami kerugian dalam melakukan kegiatannya.
Analisa usahatani merupakan salah satu cara untuk membandingkan biaya dan pendapatan dari kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh petani. Usahatani dikatakan beruntung apabila pendapatan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Keberhasilan suatu usahatani tergantung dari faktor-faktor di dalam usahatani dan di luar usahatani.
Dalam, kegiatan usahatani umumnya petani berfungsi rangkap, yaitu sebagai pekerja yang melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam usahatani, serta sebagai manajer/pengelola yang memimipin dan memutuskan segala sesuatu dalam usahatani dan sebagai pemilik modal.
Akhir-akhir ini, melakukan analisa usahatani sangat penting. Hal ini, disebabkan sebelum melakukan kegiatan usahatani petani harus menganalisa biaya-biaya yang diperlukan/digunakan dan melakukan perencanaan dalam usahatani. Apabila petani tidak melakukan penganalisaan biaya –biaya dan perencanaan sebelum melakukan kegiatan usahatani biasanya akan banyak mengalami kegagalan dalam berusahatani.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh petani dalam melakukan analisa dan perencanaan usahatani yaitu faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut berasal dari faktor didalam usahatani seperti tanah, input, ketersedian modal, dan lain sebagainya dan faktor diluar usahatani seperti pemasaran, transportasi, teknologi, dan lain sebagainnya. Petani harus menganalisa bagaimana faktor-faktor ini dapat dimanfaatkan sehingga usahataninya berjalan dengan baik.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan penelitian analisa usahatani komoditas jagung ini yaitu :
1. Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung
2. Untuk menghitung pendapatan dan keuntungan petani melalui analisa usahatani khususnya komoditi jagung
3. Untuk melengkapi tugas pratikum mata kuliah Manajemen Usahatani
4. Untuk mengamati keaadaan petani di lapangan
5. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman yang diserap dalam pembelajaran mata kuliah Manajemen Usahatani
II. TEKNIK BUDIDAYA
Di Indonesia jagung merupakan komoditi tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas, kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan.
Sebagai bahan pangan, jagung (Zea mays) adalah sumber karbohidrat kedua setelah beras. Disamping itu, jagung digunakan pula sebagai pakan ternak dan bahan baku industri ( Sudaryanto, Noekman dan Kasryno, 1988). Daerah pusat produksi jagung di Indonesia mulanya terkosentrasi di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Madura. Selanjutnya lambat laun meluas di luar pulau Jawa. Dari hasil survey pertanian Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1991, daerah pusat produsen jagung paling luas di Indonesia antara lain adalah propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Lampung dan Jawa Barat. Rukmana, (1997) area pertanian jagung sekarang sudah terdapat di seluruh propinsi di Indonesia yang luas arealnya bervariasi.
Tanaman jagung, dalam pembudidayaannya sama seperti dengan komoditi-komoditi pertanian umumnya terutama yang berfungsi sebagai tanaman pangan. Adapun teknik pembudidayaan tanaman jagung yaitu :
2.1 Syarat Pertumbuhan Tanaman Jagung
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
2.2 Pedoman Teknis Budidaya
2.2.1 Syarat Benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih + 20-30 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam POC NASA (dosis 2-4 cc/lt air semalam).
2.2.2 Pengolahan Lahan
Lahan dibersihkan dari sisa tanaman sebelumnya, sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dicangkul dan diolah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Setiap 3 m dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm, kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah dikapur (dosis 300 kg/ha) dengan cara menyebar kapur merata/pada barisan tanaman, + 1 bulan sebelum tanam. Sebelum tanam sebaiknya lahan disebari GLIO yang sudah dicampur dengan pupuk kandang matang untuk mencegah penyakit layu pada tanaman jagung.
2.2.3 Pemupukan
Waktu | Dosis Pupuk Makro (per ha) | Dosis POC NASA | ||
Urea (kg) | TSP (kg) | KCl (kg) | ||
Perendaman benih | - | - | - | 2 - 4 cc/ lt air |
Pupuk dasar | 120 | 80 | 25 | 20 - 40 tutup/tangki ( siram merata ) |
2 minggu | - | - | - | 4 - 8 tutup/tangki ( semprot/siram) |
Susulan I (3 minggu) | 115 | - | 55 | - |
4 minggu | - | - | - | 4 - 8 tutup/tangki ( semprot/siram ) |
Susulan II (6minggu) | 115 | - | - | 4 - 8 tutup/tangki ( semprot/siram ) |
2.2.4 Teknik Penanaman
· Penentuan Pola Tanaman
Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan :
a. Tumpang sari( intercropping ), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b. Tumpang gilir ( Multiple Cropping ), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah, dll.
c. Tanaman Bersisipan ( Relay Cropping ) yaitu pola tanam dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d. Tanaman Campuran ( Mixed Cropping ) yaitu penanaman terdiri beberapa tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi satu. Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh: tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu.
· Lubang Tanam dan Cara Tanam
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur panen 80-100 hari, jarak tanamnya 25x75 cm (1 tanaman/lubang).
2.2.5 Pengelolaan Tanaman
· Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
· Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
· Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang
· Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
2.2.6 Hama dan Penyakit
· Hama dapat berupa Lalat bibit (Atherigona exigua Stein) dan Ulat Pemotong
· Penyakit dapat berupa Penyakit bulai (Downy mildew), Penyakit bercak daun (Leaf bligh), Penyakit karat (Rust), Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut), dan Penyakit busuk tongkol serta busuk.
2.3 Gambaran Umum Mengenai Analisa Usahatani komoditi Jagung
Jagung ( Zea mays ) dapat digolongkan ke dalam tanaman hortikultura maupun tanaman pangan. Hal ini tergantung pada jenis dan kegunaannya. Jika tanaman jagung yang telah matang dengan kadar air yang tidak terlalu banyak serta didukung dengan cara pembudidayaan hingga panennya, maka setelah pada umur yang ditentukan atau masa matangnya maka jenis jagung ini tergolong pada tanaman pangan. Sedangkan untuk jagung golongan tanaman hortikultura yaitu jagung yang digunakan atau dikonsumsi untuk diolah menjadi sayur. Jagung ini dipanen pada saat berumur muda. Karena ketika jagung berumur sekian maka rasa dan tekstur untuk dijadikan sayur ( jenis sayur asam ) lebih dapat diolah.
Jagung merupakan sumber karohidrat terbesar setelah tanaman padi. Di dalamnya juga terdapat kadar protein dan mineral yang sangat berfungsi untuk pembangun tubuh. Indonesia merupakan Negara yang termasuk cukup besar dari pengekspor tananaman jagung ini. Karena masyarakat Indonesia sebagian besar yang bermata pencaharian mengusahakan usaha tani untuk tanaman pangan dan hortikultura. Termasuk juga ke dalamnya tanaman jagung.
Damarjati (2005, citkompas.com) melaporkan bahwa impor jagung selama periode 2000 – 2003 meningkat dengan laju 11 % per tahun dan diperkirakan semakin besar pada tahun-tahun mendatang. Pada tahun 2000 impor jagung Indonesia sebanyak 1.28 juta ton, 2003 meningkat menjadi 1.39 juta ton dan pada tahun 2004 meningkat lagi menjadi 2.78 juta ton. Sementara itu, produksi jagung dalam negeri tiga tahun terakhir juga mengalami peningkatan yakni dari 10.8 juta ton pada 2003 menjadi 11.2 juta ton pada 2004 sedangkan untuk 2005 sebesar 12.01 juta ton. Akan tetapi, produksi dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan. Ia juga menyatakan bahwa kebutuhan jagung dalam negeri pada tahun 2004 untuk pakan ternak menempati urutan teratas yakni 4.92 juta ton, kebutuhan industri pangan sebanyak 2.71 juta ton serta untuk konsumsi manusia sebesar 4.21 juta ton, sehingga impor masih diperlukan.
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan factor-faktor produksi seefektif dam seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Usahatani adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah dia sebagai pemilik, penyakap, atau manajer yang digaji (Mosher, 1968).
Analisa usahatani merupakan suatu perhitungan kebutuhan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani dan jumlah pendapatan yang diperoleh dari hasil usahatani tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Analisa usahatani merupakan salah satu cara untuk membandingkan biaya dan pendapatan dari kegiatan proses produksi yang dilakukan oleh petani. Usahatani dikatakan beruntung apabila pendapatan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Keberhasilan suatu usahatani tergantung dari faktor-faktor di dalam usahatani dan di luar usahatani.
III. METODA PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Pratikum dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2010 dengan rincian sebagai berikut :
Petani | Lokasi | Usaha tani | Luas lahan |
1 | Koto Tingga | Jagung | 3000 m |
2 | Koto Tingga | Jagung | 2500 m |
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam pratikum ini yaitu secara wawancara langsung dengan petani di lokasi tersebut dengan mendiskusikan yang terdapat dalam kuisioner.
3.3 Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan pengisian Kuisioner dan Tabulasi Data.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Identitas Petani
Tabulasi 1. Identitas Petani komoditi jagung :
No | Nama | Umur (th) | Pekerjaan Pokok | Pendidikan terakhir | Jumlah tanggungan | Lokasi |
1. | Taharrudin | 71 | Petani | SMP | 8 | Simpang Koto Tinnga |
2. | Muchlis | 50 | Petani | Sarjana Muda | 6 | Simpang Koto tingga |
4.2 Teknik Budidaya
Tabulasi 2.Teknik Budidaya Petani Padi Sawah:
Pengolahan Tanah | Petani 1 | Petani 2 |
Cara pengolahan tanah | Memakai cangkul/secara manual | Memakai Cangkul |
Tenaga kerja | 1 orang TKDK | Petani dan TKDK |
Kenapa, berapa lama | Selama 1 minggu | selama 3 hari |
Kalau diupahkan berapa upahnya | - | Jika diupahkan kira – kira biayanya Rp.60.000/HKP |
Lama periode pengolahan tanah | 1 minggu | 5 hari |
Lama jarak antara pengolahan pertama dengan pengolahan berikut | Waktu menunggu pada setiap tahap pengolahan, sekitar satu malam | lama waktu antara pengolahan tanah tahap pertama dengan tahap kedua sekitar satu malam, dan antara tahap kedua dengan tahap ketiga sekitar satu malam juga |
Kendala | · Kemampuan fisik yang semakin kirang. · Biaya-biaya yang dibutuhkan | · Aktivitas pengolahan tanah tergantung terhadap kondisi cuaca. · Biaya-biaya yang dikeluarkan |
Pembibitan / persemaian | Petani 1 | Petani 2 |
Cara pembibitan | Bibit langsung ditanam tanpa melalui persemaian. | Bibit langsung ditanam tanpa melalui persemaian. |
Yang melakukan pembibitan | Petani sendiri | TKDK |
Kenapa, berapa lama | Untuk menghemat dana yang dikeluarkan dalam usahatani. | Karena untuk menghemat dana |
Bibit yang digunakan | Bibit lokal sweetboy | Bibit lokal sweetboy |
Kalau diupahkan berapa upahnya | Tidak diupahkan | Tidak di upahkan |
Lama pembibitan | Langsung ditanam | Langsung ditanam |
Kendala | Pengaturan penanaman yang tidak teratur dan kemampuan fisik yang tidak memadai dilakukan sendirian. | Pengaturan penanaman yang tidak teratur. |
Penanaman | Petani 1 | Petani 2 |
Cara penanaman | Dibuat lubang-lubang penanaman dan benih ditanam dalam lubang tersebut. | Dibuat lubang-lubang penanaman dan benih ditanam dalam lubang tersebut. |
Yang melakukan | Petani dan TKDK | Petani dan TKDK |
Kenapa, berapa lama | - | Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak |
Kalau diupahkan berapa upahnya | - | - |
Lama proses penanaman | 1 hari | 1 hari |
Jarak tanam | Petani menanam secara tidak teratur karena tidak mempunyai pengetahuan mendalam tentang pola penanaman jagung. | 70 x 20 cm |
Kendala | Ayam | Ayam |
Penyiangan | Petani 1 | Petani 2 |
Cara penyiangan | dicabut secara manual | Gulma dicabut dan timbun |
Yang melakukan | Bapak dengan istri | Bapak dengan anak |
Berapa lama proses penyiangan | 2 hari | 2 hari |
Pengairan | Petani 1 | Petani 2 | |
Cara pengairan | Disiram secara manual saat musim panas dan jagung kekeringan. | Disiram secara manual saat musim panas dan jagung kekeringan. | |
Yang melakukan | Petani | Petani | |
Berapa lama | - | - | |
Kendala | Kemampuan fisik | - | |
Pemupukan | Petani 1 | Petani 2 | |
Cara pemupukan | Disebar secara manual, pada saat tanam kecuali pupuk urea yang dikasih saat tanam dan saat jagung berumur 3 minggu. | Disebar secara manual, pada saat tanam kecuali pupuk urea yang dikasih saat tanam dan saat jagung berumur 3 minggu. | |
Yang melakukan | Bapak dan ibu | Bapak | |
Berapa lama | 1 jam | 1 jam | |
Kalau diupahkan berapa upahnya | - | - | |
Lama pemupukan tiap kali proses( tahap ) | 1 jam | 1 jam | |
Pupuk yang digunakan | Urea, KCl, dan Ponsca | Urea, KCl, dan Ponsca | |
Kendala | - | - | |
Pengendalian HPT | Petani 1 | Petani 2 |
Cara pengendalian | Hama seperti ayam dikendalikan secara Manual(diusir). | Hama seperti ayam dikendalikan secara Manual. |
Yang melakukan | Bapak /istri | Bapak |
Kendala | Hama sulit diberantas | Hama sulit diusir |
Panen dan pasca panen | Petani 1 | Petani 2 |
Cara pemanenan | Manual, dipetik langsung | Dipetik |
Kapan mulai dipanen, periode panen | Umur 2 bulan lewat 15 hari sudah bisa dilakukan pemamanenan. | Umur 2 bulan lewat 15 hari sudah bisa dilakukan pemamanenan. |
Yang melakukan pemanenan | TKDK | TKDK |
Kalau diupahkan berapa upahnya | - | - |
Hasil panen | 17 karung | 15 karung |
Hasil panen diapakan | Dijual dan ada juga yang dimakan | Dijual dan dikonsumsi |
Kalau dijual berapa harganya | 1 tongkol Rp 800,- | 1 tongkol Rp 900,- |
Dari tabulasi 2 diatas terlihat bahwa kegitan usahatani yang dilakukan petani adalah sebagai berikut :
1. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani ini semuanya berasal dari petani dan keluarga-keluarganya. Hal ini memperlihatkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh petani-petani ini masih dalam skala kecil.
2. Usaha tani mereka masih sederhana, hal ini terbukti dari setiap kegiatan budi daya mulai dari :
Pengolahan tanah : dicangkul
Penanaman : ditugal (buat lubang tanam) dengan manual
Penyiangan : gulma dicabut dan ditimbun
Pengairan : diairi secara langsung
Pemupukan : ditabur langsung
Pengendalian PHT : hama burung diusir secara manual seperti diusir
Panen : dipanen langsung secara petik
3. Pupuk yang digunakan oleh petani ini, yaitu :
Petani 1 : Pupuk urea + ponska + KCl = masing – masing 10 kg
Petani 2 : Pupuk urea + ponska + KCl = masing – masing 10 kg
4. Panen , padi sudah bisa dipanen pada saat umur 2 bulan lewat.
5. Bibit, Petani lebih memilih bibit lokal dengan nama sweetboy.
6. Kendala, umumnya tidak ada kendala yang terlalu menyulitkan petani.
4.3 Analisa Pendapatan dan Keuntungan
Analisa Usahatani Komoditi Jagung
Uraian | Petani 1 ( Simpang Koto Tingga) | Petani 2 (Simpang Koto Tingga) |
Arus pengeluaran / Biaya 1. Biaya langsung / berubah · Benih · Pupuk Total 2. Biaya tidak langsung · Sewa lahan/musim Total 3. Total Pengeluaran Arus penerimaan 4. Total produksi yang dihasilkan 5. Harga satuan produksi per tongkol 6. Total nilai penerimaan 7. B / C ratio 8. Laba kotor 9. Laba bersih | 2 kg @ Rp 45.000 /kg 1 kg Urea Rp 120.000/kg Rp 210.000 - Rp 210.000 Rp 210.000 2000 tongkol Rp 800 / tongkol Rp 1.600.000 7,6 Rp 1.390.000 Rp 1.390.000 | 2,5 kg@ Rp 42.000 /kg 1 kg KCl Rp 121.000/kg Rp 226.000 Rp 1.200.000 / tahun Rp 1.000.000 Rp 1.226.000 2500 tongkol Rp 900 / tongkol Rp 2.250.000 1,8 Rp 1.999.000 Rp 1.024.000 |
Keterangan :
Petani Jagung 1 dan Petani Jagung 2 :
Dari laporan analisa yang telah dipaparkan di atas maka kita dapat memperbandingkan antara petani satu dengan petani dua. Mulai dari penyedian bibit. Untuk petani 1 bibit/benih yang digunakan adalah jenis sitboy, banyak / jumlah penggunaan bibit tersebut adalah sebanyak 2 kg. Sedangkan untuk petani dua menggunakan bibit sebanyak 2,5 kg dengan jenis yang sama.
Kemudian dari segi pemakaian pupuk, untuk petani 1 pupuk yang digunakan yaitu pupuk urea dengan pemakaian 1kg pupuk untuk 3000 m2 sedangkan pada petani 2 pupuk yang digunakan adalah pupuk KCl dengan pemakaian 1,5 kg pupuk untuk 3500 m2 .
Dari input-input yang telah ditulis dapat di ketahui dan dianalisa keuntungan dari pendapatn yang diperoleh, karena petani 1 tidak menyewa lahan maka keuntungan yang didapatakan lebih besar dari petani 2, hal ini berpengaruh pada biaya-biaya atau arus pengeluaran dan apabila penyewaan lahan tersebut tidak ada pada petani 2 maka, keuntungan yang akan didapatkan lebih dari petani 1.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Analisa usahatani yang dilakukan masih dilakukan dalam skala kecil. Kemampuan petani dalam melakukan kegiatan usahatani dan dalam penganalisaan usahataninya masih lemah. Hal ini, menyebabkan petani kadang mengalami kegagalan dalam melakukan usahataninya serta sedikit mendapat keuntungan.
Kegiatan usahatani yang dilakukan juga secara manual. Serta, pengetahuan petani tentang cara bercocok tanam yang baik juga kurang, petani-petani ini tidak mendapat pengarahan dari PPL dan konteks kegiatan usahatani secara sederhana. Sehingga modal dan tenaga kerja yang digunakan juga sangat sederhana. Komoditi yang dijadikan dalam kegiatan usahatani ini yaitu komoditi jagung.
5.2 Saran
Kegiatan usahatani ini agar berjalan dengan baik bagi petani diperlukan pengarahan PPL. Hal ini, bertujuan untuk menambah pengetahuan petani dalam kegiatan usahatani. Sehingga, kegiatan usahatani yang dilakukan oleh petani berjalan dengan baik.
Agar kegiatan pratikum di lapangan berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka setiap pratikum dianjurkan ada pendamping. Hal ini bertujuan agar kegiatan pratikum berjalan efektif. Sehingga, proses diskusi dengan petani di lapangan berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
BPS, 1991. Survei Pertanian Produksi Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia. BPS-Jakarta, Indonesia. 86 halaman.
Damarjati.2005. Impor Jagung Diperkirakan Terus Meningkat.Sabtu. 22 Oktober2005.http://www.kompas.com/utama/news/0510/22/033356.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. 112 halaman.
Soedaryanto T.K; Noekman dan Kasryno, F. 1988. Kebutuhan Komoditi Jagung dalam Perekonomian Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. 88 halaman.
0 Komentar