Uas Statistika Ilmu Sosial



1.    Untuk mengamati apakah suatu program penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan petani terhadap pertanian organik, maka suatu lembaga pelatihan telah mengumpulkan hasil penilaian terhadap 20 orang petani yang telah mengikuti program penyuluhan tersebut dengan data sebagai berikut :

Petani
Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Pengetahuan Sesudah Penyuluhan

Petani
Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Pengetahuan Sesudah Penyuluhan
1
52.00
60.00

11
67.00
60.00
2
60.00
62.00

12
74.00
78.00
3
75.00
72.00

13
70.00
80.00
4
54.00
80.00

14
80.00
82.00
5
50.00
64.00

15
77.00
74.00
6
76.00
70.00

16
72.00
76.00
7
78.00
86.00

17
82.00
82.00
8
68.00
76.00

18
75.00
75.00
9
72.00
70.00

19
62.00
60.00
10
66.00
74.00

20
76.00
70.00

a.      Hipotesis
H0  : Tidak terdapat peningkatan pemahaman petani terhadap pertanian organik setelah dilakukan penyuluhan
H1  : Terdapat peningkatan pemahaman petani terhadap pertanian organik setelah dilakukan penyuluhan
b.      Significant level 5 % = t(α/2, n-1) =  t(0,05/2,20-1) = t(0,025,19)
ttabel = 2,093
c.       Uji t
Terima H0, apabila thitung< ttabel atau – thitung> - ttabel
Tolak H0, apabila thitung> ttabel atau – thitung< - ttabel
d.      Nilai thitung
Paired Samples Statistics

Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
SebelumPenyuluhan
69.3000
20
9.36455
2.09398
SesudahPenyuluhan
72.5500
20
7.98337
1.78514




Paired Samples Correlations

N
Correlation
Sig.
Pair 1
SebelumPenyuluhan & SesudahPenyuluhan
20
.589
.006






Paired Samples Test

Paired Differences
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Pair 1
SebelumPenyuluhan - SesudahPenyuluhan
-3.25000
7.95960
1.77982
-6.97521
.47521
-1.826
19
.084










e.      Kesimpulan
Dari keluaran di atas diperoleh nilai statistik uji t = - 1,826. Dengan taraf nyata sebesar 5 % dan derajat bebas n–1 = 20–1 = 19, diperoleh tα/2, n-1 = t(0,05/2, 20-1) = t(0,025,19) = - 2,093. Karena thitung > ttabel maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat peningkatan pemahaman petani terhadap pertanian organik setelah dilakukan penyuluhan, artinya penyuluhan yang dilakukan tidak memberikan pengaruh yang significant terhadap pemahaman petani mengenai pertanian organik.




2.    Berdasarkan hasil survey global village terhadap kesiapan masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi di Sumatera Barat, maka suatu lembaga penelitian memperoleh skor kesiapan responden menghadapi arus globalisasi sebagai berikut :
Gender
Skor Global Village

Gender
Skor Global Village
Pria
60

Wanita
72
Pria
55

Wanita
42
Pria
71

Wanita
66
Pria
45

Wanita
50
Pria
56

Wanita
62
Pria
63

Wanita
70
Pria
68

Wanita
52
Pria
62



Pada taraf nyata 5% ujilah apakah terdapat perbedaan skor antara pria dan wanita dalam menghadapi fenomena global village di Sumatera Barat.
Hipotesis ;
H0: tidak terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam menghadapi fenomena global village di Sumatera Barat
H1: ada terdapat perbedaan antara pria dan wanita dalam menghadapi fenomena global village di Sumatera Barat

Berikut ini adalah hasil pengujian menggunakan SPSS :
Group Statistics

Jenis Kelamin
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Skor_Global_Village
Pria
8
60.0000
8.14160
2.87849
Wanita
7
59.1429
11.30529
4.27300

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Skor_Global_Village
Equal variances assumed
2.011
.180
.170
13
.867
.85714
5.03598
-10.02242
11.73671
Equal variances not assumed


.166
10.779
.871
.85714
5.15211
-10.51105
12.22534

Kesimpulan :
Dari uji menggunakan SPSS pada taraf nyata 5%, atau 0,05 maka dalam kasus ini diperoleh thitung = 0,170 sedangkan ttabel adalah 1,771. Maka kerena thitung < dari ttabel maka terima Ho. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kesiapan antara pria dan wanita di Provinsi Sumatera Barat dalam menghadapi fenomena global village.



3.      Berdasarkan hasil kajian lembaga survei indonesia terdepan untuk pengukuran indeks kemiskinan skala 0-100 di kabupaten/kota di indonesia menyebar normal dengan mean sebesar 60 dan standar deviasi 20. Indeks kemiskinan ini menyatakan bahwa semakin besar indeks tersebut maka semakin tinggi tingkat kemiskinan pada suatu daerah.
a.      Seseorang ingin mengetahui peluang keberadaan posisi Kota Padang berdasarkan informasi tersebut, yaitu berapa peluang indeks kemiskinan kota pada antara 58 sampai 65.
Diketahui : µ = 60                                deviasi standar = 20
Tanya : a. P(58≤x≤65) = ?
Jawab  :
P(58 ≤ X ≤ 65) = ( ≤ Z ≤ )
= P (-0,1 ≤ Z ≤ 0) + P (0 ≤ Z ≤ 0,25)                
X = (0,5 - 0,4602) + (0,5987 – 0,5)
X = 0,0398 + 0,0987
Rounded Rectangle: Jadi peluang keberadaan posisi kota padang berdasarkan indeks kemiskinan antara 58 sampai 65 adalah 0,1385 atau 13,85%  X = 0,1385





b.      Jika indeks kemiskinan suatu kabupaten/kota tergolong pada 10% tingkat kemiskinan terparah, tentukanlah berapa indeks kemiskinan terbesar dari kabupaten kota tersebut.
Diketahui : σ = 10% = 0,1

A = P(µ ≤ X ≤ XA) = 0,5 – 0,1
   = P (µ ≤ Z ≤ ZA) = 0,4
   = 0,6554 – 0,5
Xa = 0,1554

ZA =  
XA = ZA . σ + µ
XA = (0,1554) (20) + 60 = 63,108


Rounded Rectangle: Jadi indeks kemiskinan terbesar di Kabupaten/Kota tersebut adalah 63,108
 






4.      Seorang peneliti melalukan survai untuk meneliti apakah ada korelasi antara pendapatan dan besarnya tabungan pada setiap bulan di suatu kota. Untuk menjawab permasalahan tersebut diperoleh sebanyak 15 sampel kepala keluarga
Tabungan
2
4
6
4
7
8
6
9
8
6
9
8
11
10
12
pendapatan
20
30
40
50
55
55
70
65
60
80
75
85
70
90
90

Pada taraf nyata 5% apakah terdapat korelasi positif antara pendapatan dan tabungan berdasarkan data yang diperoleh tersebut?

Penyelesaian :
Judul                              :    Hubungan antara pendapatan dan tabungan masyarakat di suatu kota
Pertanyaan Penelitian  :    Apakah terdapat korelasi positif antara pendapatan dan tabungan masyarakat?
Hipotesis                       :    Terdapat korelasi positif antara pendapatan dan tabungan masyarakat.

Kriteria Penerimaan Hipotesis :
H0      :    Tidak terdapat korelasi positif antara tabungan dengan pendapatan
Ha      :    Terdapat korelasi positif antara tabungan dengan pendapatan
H0 diterima jika r hitung≤ r tabel(α, n-2) atau t hitung ≤ t tabel (α, n-2)
Ha diterima jika r hitung> r tabel(α, n-2) atau t hitung > t tabel (α, n-2)
N
Xi
Yi
Xi2
Yi2
XY
1
2
20
4
400
40
2
4
30
16
900
120
3
6
40
36
1600
240
4
4
50
16
2500
200
5
7
55
49
3025
385
6
8
55
64
3025
440
7
6
70
36
4900
420
8
9
65
81
4225
585
9
8
60
64
3600
480
10
6
80
36
6400
480
11
9
75
81
5625
675
12
8
85
64
7225
680
13
11
70
121
4900
770
14
10
90
100
8100
900
15
12
90
144
8100
1080
Jumlah
110
935
912
64525
7495
Koefisien korelasi :
0,787
Pengujian Hipotesis
Dengan kriteria r hitung :
Dengan kriteria t hitung :
Karena rhitung> dari rtabel maka Ha diterima
Karena thitung> dari ttabel maka Ha diterima

Kesimpulan : Terdapat korelasi positif antara pendapatan dengan tabungan mingguan di suatu kota dengan tingkat hubungan korelasi kedua variable “ kuat” yaitu 0,787.




5.      Seorang peneliti ingin mengetahui apakah ada korelasi antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga. Untuk penelitian ini diambil sampel sebanyak 120 kepala keluarga.


Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Baik
20
8
8
36
Cukup
16
12
8
36
Jelek
4
20
24
48
Jumlah
40
40
40
120

Penyelesaian :
Judul                              :    Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga
Pertanyaan penelitian  :    Apakah terdapat korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga?
Hipotesis                       :    Terdapat korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga

Kriteria Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga
Ha : Terdapat korelasi positif antara antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga
H0 diterima jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel (α, (r-1)(k-1)
Ha diterima jika χ2 hitung > χ2 tabel (α, (r-1)(k-1)

Pengujian Hipotesis :
e11 = 40 x   = 12
e12 = 40x   = 12
e13 = 40 x   = 12
e21 = 40 x   = 12
e22 = 40 x   = 12
e23 = 40 x   = 12
e31 = 40 x   = 16
e32 = 40 x   = 16
e33 = 40 x   = 16
χ2 =  +  +  +  +  +  +  +  +  
χ2   = 24,67

koefisien korelasi
Cc =  =  =  = 0,41292

Kriteria Penolakan H0
χ2 hitung  (24,67) > χ2 tabel (7,2458)
karena χ2 hitung > χ2 tabel, maka Ha diterima

Kesimpulan
Terdapat Korelasi positif antara tingkat pendidikan dengan tingkat kesejahteraan keluarga.



6.      tentukanlah regresi linier berganda terbaik untuk hubungan antara variabel respon kemampuan programming (Y) dengan kemampuan verbal (X1) dan Kemampuan Numerik (X2) dari data set sebagai berikut :
No
Y
X1
X2

No.
Y
X1
X2
1
5
6
7

11
5
7
6
2
8
8
9

12
4
6
7
3
7
8
8

13
7
7
8
4
6
8
8

14
6
8
8
5
9
9
8

15
7
7
8
6
6
7
8

16
6
7
8
7
8
6
7

17
6
7
7
8
7
8
8

18
5
7
8
9
8
7
8

19
6
5
7
10
9
6
8

20
8
9
9

HIPOTESIS
H0 : Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik tidak berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Programing.
H1  :  Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik tidak berpengaruh signifikan terhadap Kemampuan Programing.
PENYELESAIAN
Dengan tahapan analisis yang telah dilakukan menggunakan SPSS, maka output yang dihasilkan dapat di interpretasikan sebagai berikut :
Pada kasus ini, dimodelkan hubungan antara variabel bebas kemampuan programing dengan variabel-variabel bebas : kemampuan verbal (X1) da kemampuan numerik (X2), Dalam pengujian :
𝐻0 : 𝛽1 = 𝛽2 = 0
𝐻1 : 𝛽1 = 𝛽2 ≠ 0
Diperoleh tabel ANOVA sebagai berikut :
ANOVAb
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
10.833
2
5.416
3.580
.050a
Residual
25.717
17
1.513


Total
36.550
19



a. Predictors: (Constant), kemampuannumerik, kemampuanverbal

b. Dependent Variable: kemampuanprograming


Dari tabel tersebut, diketahui bahwa nilai sig untuk pengujian ini adalah 0,050. Dengan mengambil taraf nyata 0,05, diperoleh bahwa nilai sig = 0.05 = 0.05, sehingga diputuskan untuk terima H0dan disimpulkan bahwa pada taraf nyata 5%, tidak ada pengaruh Kemampuan Verbal (X1) dan Kemampuan Numerik (X2) terhadap Kemampuan Programing (Y).
Selanjutnya, akan ditentukan variabel mana yang berpengaruh nyata terhadap kemampuan programing tersebut. Untuk itu, perhatikan tabel koefisien berikut :
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1.511
3.066

-.493
.629
KemampuanVerbal
.067
.345
.050
.194
.848
KemampuanNumerik
.991
.501
.512
1.978
.064
a. Dependent Variable: KemampuanPrograming



Dari tabel koefisien dapat diinterpetasikan bahwa :
·         Nilai sig X1 dan X2  adalah > dari taraf nyata 5% artinya veriabel kemampuan verbal dan kemampuan numerik sebagai variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap respon kemampuan programming.( H0  diterima)
·         Model regresi yang terbentuk adalah : Y= -1,511 +0,067 X1 + 0,991 X2
·         Artinya : setiap peningkatan kemampuan verbal sebanyak 1 satuan maka respon kemampuan programming juga meningkat sebanyak  0,067 dan setiap peningkatan kemampuan numerik sebanyak 1 satuan maka respon kemampuan programming juga ikut meningkat sebanyak 0.991.
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.544a
.296
.214
1.22995
a. Predictors: (Constant), Kemampuan numerik, Kemampuan verbal
Dari tabel model summary diperoleh Nilai Koefisien Determinasi (R2)adalah 0,544 artinya sebanyak 54,4% dari total respon kemampuan programing dapat dijelaskan oleh variabel verbal dan variabel numerik.


Posting Komentar

0 Komentar