1. TEORI MONETER
Uang memiliki peranan yang sangat penting dalam perdagangan, tanpa uang perdagangan tidak akan selancar seperti wujud sekarang ini. Disamping itu, kalau diperhatikan dengan lebih mendalam lagi mengenai penggunaan uang sebagai alat untuk melancarkan kegiatan perdagangan, dapat pula dikatakan bahwa uang dalam perekonomian memungkinkan dilaksanakannya spesialisasi dalam kegiatan produksi, dan spesialisasi ini akan menaikkan produktivitas. Maka pendapatan para pekerja akan naik, dan selanjutnya akan memperluas pasar. Selanjutnya perluasan pasar ini akan mengembangkan kegiatan ekonomi dan endorong kepada dilakukannya perkembangan teknologi.
Semenjak beberapa abad yang lalu ahli‐ahli ekonomi menganalisis efek dari perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Analisis‐analisis yang menjelaskan tentang perubahan di antara penawaran uang denga tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara dinamakan teori keuangan.
Akan tetapi semenjak masaKeynes,analisis mengenai uang meliputi pula analisis mengenai efek perubahan penawaran uang ke atas pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Pandangan‐pandangan tersebut akan diuraikan dalam bab ini. Di samping itu satu hal penting lain yang akan diuraikan dalam bab ini adalah mengenai kebijakan pemerintah untuk mengendalikan penawaran uang. Dengan demikian pada hakikatnya bab ini akan membicarakan dua hal berikut:
· Teori‐teori keuangan yang utamayaitu: teori kuantitas, teori sisa tunai yang dikemukakan ahli ekonomi Klasik dan teori keuangan Keynes.
· Kebijakan moneter, yaitu: langkah‐langkah pemerintah (melalui bank sentral) untuk mengendalikan kegiatan ekonomi negara dan harga‐harga dengan cara mengendalikan perubahan‐perubahan dalam penawaran uang dan tingkat bunga.
PENAWARAN UANG DAN HARGA: PANDANGAN KLASIK
Ahli‐ahli ekonomi sebelum Keynes, terutama ahli‐ahli ekonomi Klasik, menumpuhkan analisis mereka kepada efek dari perubahan‐perubahan penawaran uang ke atas tingkat harga. Teori keuangan ini boleh dibedakan dalam dua bentuk: yaitu teori kuantitas (quantity theory of money) danteori sisa tunai (cash balance theory). Dalam uraian yang akan dibuat, dengan nyata akan dapat dilihat bahwa kedua‐dua teori tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Akan tetapi pandangan pokok teori tersebut adalah sama, yaitu: perubahan dalam penawaran uang akan menimbulkan perubahan yang sama persentasinya dengan tingkat harga. Kenaikan penawaran uang akan menaikan harga pada tingkat yang sama dan penurunan penawaran uang akan menurunkan harga juga pada tingkat yang sama.Pertambahan penawaran uang sebanyak 5 persen akan menaikan harga pada tingkat 5 persen juga. Apabila tidak tersapat perubahan dalam penawaran uang, harga juga tidak berubah.
PERSAMAAN PERTUKARAN
Teori kuantitas uang biasanya diterangkan dengan menggunakanpersamaan pertukaran.
MV = PT
Ket :
M = penawaran uang
V = laju perderan uang
P = tingkat harga
T = jumlah barang‐barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian.
Di dalam persamaan tersebut M diartikan sebagai penawaran uang dalam pengertian sempit (M1). Ini berarti M sama dengan mata uang dalam edaran tambahan uang bank atau uang giral. Besarnya V ditentukan oleh keseringan uang yang tersedia berpindah tangan dalam masyarakat dalam suatu tahun tertentu. Apabila penawaran uang digunakan sebanyak lima kali untuk transaksi dalam setahun maka nilai V dalah lima (5). P memberikan gambaran tentang indeks haraga atau tingkat harga umum dalam ekonomi tersebut. Oleh karena itu dalam persamaan yang sederhana di atas yang dperhatikan hanyalah perubahan dalam indeks harga. Perubahan ini menggambarkan perubahan rata‐rata tingkat harga dalam perekonomian.
Jumlah barang dalam ekonomi, yaitu T, mempunyai arti berikut :
· ia adalah nilai fisikal dan bukannilai uang,dan
· ia meliputi barang‐barang jadi maupun barang setengah jadi
Oleh karena itu PT tidak sama nilainya dengan pendapatan nasional. Teori kuantitas uang ada kalanya dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut:
MVy = Y
Ket
M = penawaran uang
Vy = laju peredaran uang yang dibelanjakan untuk membelibarang‐barang jadi saja.
Y = pendapatan nasional
Nilai Y : sama dengan tingkat harga dikalikan jumlah barang‐barang jadi yang diperjualbelikan (Y < PT ) sebagai keandaan ini maka Vy < V.
2. TEORI KUANTITAS UANG (quantity theory of money)
Pandangan dari teori kuantitas uang dapat diringkas sebagai berikut: perubahan dalam penawaran uanga akan menimbulkanperubahan yang sama tingkatnya ke atas harga‐harga, dan perubahan kedua variable tersebut adalah ke arah yang sama.
Asumsi dan Pandangan Teori Kuantitas
Teori kuantitas uang dikemukakan olehIrving Fisher, seorang ahli ekonomi Amerika yang tergolong dalam golongan ahli‐ahli ekonomi Klasik. Pandangan teori kuantitas didasarkan kepada dua asumsi berikut :
a. .Laju peredaran uang, atau V, adalah tetap. Menurut ahli ekonomi Klasik kelajuan perederan uang tergantung kepada beberapa faktor teknikal seperti sistem pembayaran gaji, ciri‐ciri kegiatan perdagangan, efesiensi seperti sistem pembayaran gaji, ciri‐ciri kegiatan perdagangan, efesiensisistem pengagkutan dan kepadatan penduduk. Faktor‐faktor ini tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek, dan oleh karena itu cara‐cara masyarakat untuk menggunakan uang dan berbelanja tidakberubah.
b. Kesempatan kerja penuh selalu tercapai dalan ekonimiOleh karena itu jumlah barang‐barang adalah tetap dan tidak dapat ditambah. Di samping itu penawaran tidak akan pernah kurang dari produksi barang pada kesempatan kerja penuh oleh karena, sesuai dengan Rumusan Say, setiap barang yang dikelurkan akan dibeli masyarakat (Supply creates its own demand).Maka untuk memaksimumkan untung mereka akan selalu memproduksikan barang pada tingkat kesempatan kerja penuh. Ini berarti T adalah tetap jumlahnya, ia tidak bertambah maupun berkurang.
Sebagai implikasi dari kedua asumsi di atas maka menurut persamaan MV = PT, apabila M berubah maka ia hanya akan mengubah nilai P pada tingkat yang sama dengan perubahan M.
3. TEORI SISA TUNAI
Beberapa tahun sebelum Irving Fisher mengembangkan teori kuantitas, seorang ahli ekonomi Ingris, Yaitu Alfred Marshall dariCambridge mengembangkan teori sisa tunai. Teori ini juga menerangkan sifat hubungan di antara penawaran uang dan tingkat harga. Teori ini juga berpendapatan bahwa perubahan dalan penawaran uang akan menimbulkan perubahan harga‐harga yang sama tingkatnya. Teori sisa tunai diterangkan dengan menggunakan persamaan berikut:
M = kPT
Ket:
M = penawaran uang
V = laju perderan uang
P = tingkat harga
T = jumlah barang‐barang dan jasa yang diperjualbelikan dalam perekonomian.
k = bagian dari pendapatan masyarakat yang tetap dipegang mereka dalam bentuk tunai.
4. KRITIK‐KRITIK KE ATAS TEORI KUANTITAS UANG
Ahli‐ahli ekonomi modern yang menyokong teori kuantitas uang dikenal sebagaigolongan Monetaris.Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu mengatur penawaran uang agar inflasi dapat dihindari dan perekonomian dapat berkembang dengan teguh. Berdasarkan kepada keyakinan ini golongan Monetaris berpandapat bahwakebijakan moneter adalah alat yang paling efektif untuk mengedalikan kegiatan ekonomi.
Segolongan ahli‐ahli ekonomi lainnya, yang dinamakanKeynesian, karena memberi sokongan kepada pandanga Keynes, Mempunyai pandanga yang berbeda. Mereka melihat bahwa teori kuantitas mengadung beberapa kelemahan dan tidak dapat memberikan penjelasan yang baik mengenai sifat‐sifat perhubungan di antara penawaran uang dan tingkat harga dan kegiatan ekonomi negara. Kritik‐kritik utama yang dikemukakan ke atas teori kuantitas diterangkan di bawah ini.
a. Pemisalan bahwa T adalah tetap kurang tepat Asumsi ini erat hubungannya dengan keyakinan bahwa perekonomian selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Oleh karena ahali‐ahli ekonimiKlasik berpendapatan kesempatan kerja penuh selalu tercapai maka seterusnya mereka berpendapatan bahwa jumlah barang‐barang dalam perekonomian tak dapat ditambah, maka T tetap.
GolonganKeynesian berpendapat bahwa kesempatan kerja penuh tidak selalu dicapai; yang banyak berlaku adalah kegiatan ekonomi yang tidak menggunakan faktor‐faktor produksi secara sepenuhnya dan menyebabkan pengaguran. Oleh karena itu jumlah barang‐barang (T) masih boleh di tambah.
b. Laju peredaran uang tidak selalu tetap dalam jangka pendek dan jangka panjang Di samping faktor‐faktor yang disebut oleh ahli‐ahli ekonomi Klasik, banyak lagi faktor‐faktor lain yang mempengaruhi kelajuan peredaran uang. Pengangguran yang tinggi mengurangi pengeluran masyarakat, dan ini mengurangi laju peredaran uang. Inflasi menyebabkan orang lebih suka berbelanja sekarang dari di masa akan datang; maka peredaran uang bertambah cepat. Dalam jangka panjang, kemajuan dan perkembangan institusi keuangan mengurangi sisa tunai dan ini mempercepat laju peredaran uang. Dengan demikian terdapat faktor‐faktor penting dalam jangka pendek dan jangka panjang yang akan mempengaruhi dan boleh mengubah laju peredaran uang.
c. Perhubungan di antara penawaran uang dan harga adalah lebih rumit dari yang diterangkan oleh teori kuantitasApabila ekonomi menghadapi masalah pengangguran, persamaan MV = PT tidak dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana perubahan penawaran uang akan mempengaruhi harga dan jumlah produksi barang dan jasa. Adakah harga tetap dan jumlah produksi bertambah mengikuti pertambahan penawaran uang? Adakah P dan T akan berbambah? Atau adakah T tetap tidak berubah dan P bertambah? Jawaban manakah dari ketiga pertanyaan ini adalah jawaban yang sebenarnya, tidak di terangkan oleh teori kuantitas.
d. Teori kuantitas hanya memperhatikan fungsi uang sebagai alat untuk melicinkan kegiatan tukar‐menukar dan transaksi dengan menggunakan uang. Dalam persamaan MV = PT, masyarakat dianggap meminta uang untuk tujuan membiayai transaksi saja Berdasarkan persamaan MV = PT harga‐harga akan tetap stabil apabila kenaikan T sebanyak 5 persen diikuti oleh pertambahan M sebanyak 5 persen juga. Ini menunjukkan persamaan MV = PT menganggap bahwa uang hanya digunakan untuk tujuan transaksi jual beli barang. Dalam teori Keynes uang digunakan juga untuk tujuan berjaga‐jaga dan spekulasi.
e. Teori kuantitas mengabaikan efek perubahan penawaran uang ke atas suku bunga Dalam teori kuantitas tidak diperhatikan efek perubahan dari penawaran uang ke atas suku bunga. Ini desebabkan karena dalam teori Klasik, suku bunga ditentukan oleh penawaran tabungan dan permintaan tabungan untuk investasi. Oleh sebab itu mereka berpendapat bahwa penawaran uang tidak mempengaruhi suku bunga. Pandangan golongan Keynesia adalah berbeda. Menurut golongan Keynesia penawaran uang mempengaruhi suku bunga.
5. TEORI KEUANGAN KEYNES
Teori keuangan Keynes terutama menerangkan tiga hal, yaitu:
a. Tujuan‐tujuan masyarakat untuk meminta (menggunakan) uang,
Di dalam analisis Keynes masyarakat meminta (memegang) uang untuk tiga tujuan: untuk transaksi, untuk berjaga‐jaga danuntuk spekulasi.
· Permintaan Uang untuk Transaksi Memegang uang untuk membayar transaksi merupakan tujuan memegang uang yang paling penting. Di dalam perekonomian modern di mana tingkat spesialisasinya tinggi, uang sangat penting peranannya untuk melancarkan kegiatan ekonomi dan trnsaksi jual beli.
· Permintaan Uang untuk Berjaga‐Jaga Di Samping untuk membiayai transaksi, uang diminta pula oleh msyarakat untuk menghadapi keadaan kesusahan atau masalah penting lain di masa depan. Masa depan adalah keadaan yang tidak boleh diramalkan.
· Permintaan Uang untuk Spekulasi Dalam ekonomi modern, di mana institusi keuangna sudah berkembang, masyarakat menggunakan pula uangnya untuk tujuan spekulasi, yaitu disimpan atau digunakan untuk membeli surat‐surat berharga – seperti obligasi pemerintah, saham perusahaan dan ”treasury bill”. (surat perbendaharaan negara surat berharga yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memperoleh dana jangka pendek dengan menjualnya di bawah harga nominal.)
b. Faktor‐faktor yang menentukan tingkat bunga.
c. Efek perubahan penawaran uang ke atas kegiatan ekonomi negara.
KURVA PERMINTAAN UANG
permintaan uang adalah jumlah unit moneter (berupa uang kartal maupun uang giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai (yang mudah untuk dibelanjakan segera).
Jika tingkat bunga meningkat, permintaan atas uang akan turun, dan sebaliknya jika tingkat bunga turun, permintaan atas uang akan naik (Cateris Paribus). Jadi permintaan uang akan turun ketika tingkat bunga meningkat karena orang tidak tertarik menyimpan uang yang dimilikinya. Uang menjadi produktif karena digunakn untuk kegiatan ekonomi rill.
Pergeseran kurva permintaan uang akan terjadi jika ada perubahan dalam kekayaan, permintaan uang akan meningkat dan jika kekayaan menurun, permintaan uang akan menurun. Dari perubahan kekayaan masyarakat itu maka ikut mempengaruhi transaction demand, precautionary demand, maupun speculative demand.
Permintaan uang transaksi berjaga-jaga
KURVA PENAWARAN UANG
Pada hakikatnya, penawaran uang adalah jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Kita telah mengenal kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang bertujuan untuk mengatur penawaran uang / mengatur jumlah uang yang beredar. Jadi penawaran uang merupakan tugas pemerintah melalui bank sentral (Bank Indonesia).
Kurva penawaran uang pada umumnya memiliki slope positif. Seperti halnya kurva permintaan uang, jumlah uang yang beredar juga dipengaruhi oleh tingkat bunga.Faktor-faktor yang mempengruhi pergeseran kurva penawaran uang, adalah:
· Tingkat Bunga
Merupakan faktor utama yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.
· Tingkat Inflasi
Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli masyarakat menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa yang ditawarkannya.
· Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional
Bila tingkat produksi dan pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin akan memperbanyak jumlah uang yang beredar. Dengan tujuan untuk menggairahkan dunia perbankan dan dunia usaha (melalui peningkatan suku bunga dan peningkatan harga).
· Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan
Setiap bank diharuskan memiliki cadangan uang yang cukup untuk menjaga dana nasabah agar tetap aman. Bank Indonesia menetapkan tingkat sadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.
· Nilai Tukar Rupiah
Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.
6. KEBIJAKAN MONETER DAN KEGIATAN EKONOMI
Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur penawaran uang dan tingkat bunga. Kebijakan ini dilaksanakan oleh bank sentral. Kebijakan moneter dibedakan kepada 2 yaitu kebijakan moneter kuantitatif ( suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian) dan kebijakan moneter kualitatif (langkah‐langkah bank sentral yang bertujuan mengawasi bentuk‐bentuk pinjaman dan investasi yang di lakukkan oleh bank‐bank perdagangan).
a. KEBIJAKAN MONETER KUANTITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kuantitatif dapat dibedakan dalam tiga jenis tindakan, yaitu:
· Melakukan jual beli surat‐surat berharga di dalam pasar uang dan pasar modal. Langkah ini dinamakanoperasi pasar terbuka
Supaya operasi pasar terbuka dapat dilaksanakan dengan sukses dan memberikan efek yang diharapkan, dua keadaan haruslah wujud dalam perekonomian, keadan‐keadan tersebut adalah:
ü Bank‐bank perdagangan tidak memiliki kelebihan cadanganApabila kelebihan cadangan yang dimiliki oleh bank‐bank perdagangan cukup besat, mereka dapat membeli surat‐surat berharga yang dijual oleh bank sentral dengan menggunakan kelebihan cadangan tersebut.
ü Dalam ekonomi telah tersedia cukup banyak surat‐surat berharga yang dapat diperjualbelikan Operasi pasar terbuka hanya akan mencapai tujuannya apabila terdapat surat‐surat berharga yang diperjualbelikan untuk melaksanakan kebijakan itu.
· Membuat perubahan ke atas suku diskontodan suku bunga yang harus di bayar oleh bank‐bank perdagangan
Dalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi kegiatan bank‐bank perdaganan, bank senteral harus memastikan agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan kepada sistem bank. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan berusaha agar bank‐bank perdagangan selalu sanggup membayar semua cek yang dikeluarkan oleh nasabah‐nasabahnya.
Untuk mencapai tujuan ini ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh bank sentral. Yangpertama adalah dengan membuat pengarahan‐pengarahan atau peraturan‐peraturan tentang corak dan jenis investasi yang dapat dilakukan oleh bank‐bank perdagangan. Dan yangkeduaadalah dengan memberikan pinjaman kepada bank‐bank yang menghadapi masalah dalam cadangannya, yaitu cadangannya dalah kurang dari cadangan minimum yang ditetapkan oleh peraturan.
· Membuat perubahan ke atascadangan minimumyang disimpan oleh bank‐bank perdagangan
Kesuksesan kedua jenis kebijakan moneter yang baru di bicarakan di atas sangat tergantung kepada apakah kebanyakan bank perdagangan mempunyai kelebihan cadangan atau tidak. Apabila kelebihan cadangan terdapat dalam kebanyakan bank perdagangan, kedua‐dua tindakan di atas tidak dapat digunakan untuk membuat perubahan‐perubahan dalam penawaran uang.
b. KEBIJAKAN MONETER KUALITATIF
Kebijakan moneter yang bersifat kualitatif biasanya dibedakan dalam dua jenis, yaitu :
· Pengawalan pinjaman secara terpilih.Kebijakan ini dilakukan dengna menentukan jenis‐jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau digagalkan.
Tujuan utama dari melaksanakan pengawasan pinjaman secara terpilih adalah untuk memastikan bahwa bank‐bank perdagangan memberikan pinjaman‐pinjaman dan melakukan investasi‐investasi yang sesuai dengan yang diingini oleh pemerintah.
Beberapa contoh langkah‐langkah bank sentral untuk mengendalikan pinjaman bank‐bank perdagangan adalah:
ü Mengarahkan supaya bank‐bank perdagangan memberikan pinjaman kepada pembelia‐pembeli rumah biaya murah dengan tingkat bunga yang rendah.
ü Menggalakkan pemberian pinjaman kepada pedang‐pedangan kecil.
ü Memberikan syarat yang lebih ringan untuk pinjaman kepda pedagang kecil dan industri rumah tangga
Kebijakan pinjaman secara terpilih dapat pula dilakukan keatas:
ü Pinjaman bank perdaganan kepada para konsumen
ü Pinjaman untuk membeli saham‐saham di pasar modal.
· Pembujukan moral. Salah satu alat yang digunakan untuk menjalankan kebijakan moneter kualitatif dengan cara bank sentral bertemu dengan direktur atau pegawai tinggi institusi keuangan, terutama bank perdagangan (bank umum), dan meminta atau membujuk institusi keuangan tersebut untuk menjalankan tindakan‐tindakan tertentu untuk membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapi dalam perekonomian. Dalam melaksanakan kebijakan ini bank sentral mengadakan pertemuan langsung dengan bank‐bank perdgangan untuk memintak mereka melakukan langkah‐langkah tertentu.
7. KEBIJAKAN MONETER DAN MEKANISME TRANSMISI
Kebijakan moneter merupakan salah satu langkah penting yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah makro ekonomi yang sedang dihadapi.apabila kebijakan moneter dijalankan, ia menimbulkan beberapa rangkaian perubahan dalam perekonomian yang pada akhirnya menyebabkan perubahan pada pendapatan nasional dan penggunaan tenaga kerja. Rangkaian perubahan-perubahan yang berlaku ini dinamakan mekanisme transmisi.
Mekanisme transmisi meliputi perubahan-perubahan berikut :
· Kebijakan moneter akan mengubah tingkat bunga
· Perubahan tingkat bunga akan merubah investasi
· Perubahan investasi akan merubah perbelanjaan agregat
· Perubahan perbelanjaan agregat akan merubah pendapatan nasional dan pengangguran tenaga kerja dalam perekonomian.
8. PENENTU-PENENTU KEEFEKTIFAN KEBIJAKAN MONETER
a. Elstisitas permintaan uang
Apabial permintaan uang tidak elastic mengakibatkan peurunan tingkat bunga dan investasi yang lebih besar. Dan apabila permintaan uang tidak elastic maka mengakibatkan pertambahan pendapatan nasional yang lebih besar.
b. Elastisitas efisiensi modal marginal (MEI)
Apabila efisiensi modal marginal tidak elastic berarti keinginan pengusaha untuk melakuka infestasi kurang responsive terhadap perubahan tingkat bunga, kebijakan moneter yang dijalankan hanya menaikkan investasi yang kecil. Perubahan yang kecil ini menimbulkan perubahan pengeluaran agregat dan pendapatan nasional yang relatif terbatas
Kebijakan moneter menimbulkan efek yag berbeda apabila MEI bersifat elastic, yaitu apabila responsive terhadap perubahan tngkat bunga.
c. Kecondongan pengeluaran agregat
Fungsi pengeluaran agregat AE selalu sejajar dengan fungsi C. hal ini berarti kecondongan fungsi pengeluaran agregat ditentukan oleh MPCy. persamaan multiplier :
Y = 1 AE atau Y = 1 AE
1-b(1-t) 1-MPCy
Permintaan agregat menggambarkan permintaan yang berlaku dalam perekonomian pada berbagai tingkat harga. Kurva penawaran agregat adalah kurva yang menggambarkan pendapatan nasinal ril yang akan diciptakan sector perusahaan pada berbagai tingkat harga.
0 Komentar